Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia
1.
Kata
Serapan
Bahasa Indonesia menyerap
banyak kata dari bahasa-bahasa lain, terutama yang pernah berhubungan langsung
dengan Nusantara, baik melalui
perdagangan (Sanskerta, Tionghoa, Arab), melalui
penjajahan (Portugis, Belanda, Jepang), maupun
karena perkembangan ilmu pengetahuan (Inggris) yang
selanjutnya disebut kata serapan. Kata serapan adalah kata-kata yang
berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, lalu digunakan dalam Bahasa
Indonesia. Dilihat dari taraf penyerapannya ada 3 macam kata serapan. Yaitu:
1.
Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap ke dalam
bahasa Indonesia. Kata-kata ini sudah lazim dieja secara Indonesia, sehingga
sudah tidak dirasakan lagi kehadirannya sebagai kata serapan. Misalnya
kata-kata sabar, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, dan ember.
2.
Kata-kata yang masih asing, tetapi digunakan
dalam konteks Bahasa Indonesia. Ejaan dan pengucapannya masih mengikuti cara
asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time
out, check in, dan door to door. Dalam
kelompok ini termasuk kata-kata yang dipertahankan keasingannya karena sifat
keinternasionalannya, seperti istilah-istilah musik: andante, moderate, adagio, dan
sebagainya.
3.
Kata-kata asing yang untuk kepentingan
peristilahan,ucapan dan ejaannya disesuaikan dengan kaidah-kaidah Bahasa
Indonesia. Hal ini perubahan ejaan itu dibuat seperlunya saja sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk bahasa aslinya. Misalnya
aki (accu),komisi (commission),psikologi (psychology),dan fase (phase).
2.
Hubungan Kata Serapan dengan Penutur
Asing
a. Hubungan dengan Penutur Bahasa Hindi dan
Bahasa Sansekerta
Beriringan dengan perkembangan agama Hindu itu berlangsung pula perdagangan
rempah-rempah dengan bangsa India yang sebagian dari mereka penutur bahasa
Hindi, sebagian yang lain orang Tamil dari India bagian selatan dan Sri Lanka
bagian timur yang bahasanya menjadi perantara karya sastra yang subur. Bahasa
Tamil pernah memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Melayu.
b.
Hubungan dengan Penutur Bahasa Tionghoa
Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina berdagang ke Kepulauan
Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan
Timur, bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya
muncul dan kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan
usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke
Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau
meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara
(Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia).
Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak
bahasa). Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka, Kanton, dan Mandarin.
Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini mengakibatkan
perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun
penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan
kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan sangat
mungkin banyak ia berbaur dengan bahasa di Indonesia. Contohnya anglo, bakso,
cat, giwang, kue/ kuih, sampan, dan tahu.
c. Hubungan
dengan Penutur Bahasa Arab dan Bahasa Persia
Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh
oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam
mula berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak
raja memeluk agama Islam. Kata-kata serapan dari bahasa Arab misalnya abad,
bandar, daftar, edar, fasik, gairah, hadiah, hakim, ibarat, jilid, kudus,
mimbar, sehat, taat, dan wajah. Karena banyak di antara pedagang itu adalah
penutur bahasa Parsi, tidak sedikit kosakata Parsi masuk ke dalam bahasa Melayu, seperti acar, baju, domba,
kenduri, piala, saudagar, dan topan.
d.
Hubungan dengan Penutur Bahasa Portugis
Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa
Melayu sejak bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun
1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis dikecundangi atas
saingan dengan Belanda yang datang kemudian dan menyingkir ke daerah timur
Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa
perhubungan antaretnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal
dari bahasa Portugis seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda,
dan tenda.
e. Hubungan
dengan penutur Belanda
Belanda mendatangi Nusantara pada awal
abad ke-17 ketika ia mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1606, kemudian ia
menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara
bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak
sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis karena pada dasarnya
bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda
sendiri tidak suka membuka diri bagi orang-orang yang ingin mempelajari
kebudayaan Belanda termasuklah bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas
meliputi hampir di seluruh negeri dalam kurun waktu yang lama (350 tahun
penjajahan Belanda di Indonesia). Belanda juga merupakan sumber utama untuk
menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Maka itu, komunikasi gagasan kenegaraan pada
saat negara Indonesia didirikan banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata
serapan dari bahasa Belanda seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember,
formulir, dan tekor. Bahasa yang paling banyak diserap kata-katanya,
berdasarkan referensi penulis, adalah Bahasa
Belanda yang mencapai 3.280 kata
f.
Hubungan dengan Penutur Bahasa Inggris
Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki
Indonesia meski tidak lama. Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811 dan beliau
bertugas di sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura, dia juga bertugas di Bengkulu
pada tahun 1818. Sesungguhnya pada tahun 1696 pun Inggris pernah mengirim
utusan Ralph Orp ke Padang (Sumatera Barat), namun dia mendarat di Bengkulu
dan menetap di sana. Di Bengkulu juga dibangun Benteng Marlborough pada tahun 1714-1719. Itu berarti sedikit banyak hubungan dengan bangsa
Inggris telah terjadi lama di daerah yang dekat dengan pusat pemakaian bahasa
Melayu. Namun dengan banyaknya kata dalam bahasa Inggris yang diserap menjadi
bahasa Indonesia lebih dikarenakan globalisasi mengingat penggunaan bahasa
Inggris sebagai bahasa Internasional.
g.
Hubungan dengan Penutur Bahasa Jepang
Pendudukan Jepang
di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan warisan yang
dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang
yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan,
melainkan imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya. Seperti dojo, anime, komik, manga, mangaka, kameko,
cosu dan sagipuri.
3.
Kaidah Penyesuaian Ejaan
Kata Serapan
Penyesuaian ejaan unsur serapan
dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:
1.
Aa
menjadi a
Paal menjadi pal
Octaaf menjadi oktaf
2.
Ae tetap
ae, jika tidak bervariasi dengan e
Aerobe menjadi aerob
Aerodynamics menjadi aerodinamika
3.
Ae
menjadi e jika bervariasi dengan e
Haemoglobin menjadi hemoglobin
Haematite menjadi hematif
4.
Ai tetap
ai
Trailer menjadi trailer
Caisson menjadi kaison
5.
au tetap
au
Audiogram menjadi audiogram
Hydraulic menjadi hidralik
6.
c di
muka a, u, o dan konsonan menjadi k
Cubic menjadi kubik
Crystal menjadi kristal
Coupe menjadi kup
Calomel menjadi kalomel
7.
c di
muka e, i, dan y menjadi s
Central menjadi sentral
Cent menjadi sen
Circulation menjadi sirkulasi
8.
cc di
muka o, u, dan konsonan menjadi k
Accommodation menjadi akomodasi
Acclamation menjadi aklamasi
9.
cc
di muka e dan i menjadi ks
Accent menjadi aksen
Vaccine menjadi vaksin
10. ch dan cch di muka, a, o, dan
konsonan menjadi k
Saccharin menjadi sakarin
11. ch yang lafalnya s atau sy, menjadi s
Echelon menjadi eselon
Machine menjadi mesin
12. ch, yang lafalnya c menjadi c
China menjadi cina
Check menjadi cek
13. c (Sansekerta) menjadi s
Cabda menjadi sabda
Castra menjadi sastra
14. e dan ee menjadi e
Apotheek menjadi apotek
15. ea tetap ea
Idealist menjadi idealis
16. ei
tetap ei
Eicisane menjadi eikosan
Einsteinium menjadi einsteinium
17. eo tetap eo
Stereo menjadi stereo
Geometry menjadi geometri
18. eu
tetap eu
Neutron menjadi neutron
Eugenol menjadi eugenol
19. f tetap f
Factor menjadi faktor
Fossil menjadi fosil
20. gh menjadi g
Sorghum menjadi sorgum
21. Pada
awal suku kata di muka vocal, tetap i
Ion menjadi ion
Iota menjadi iota
22. ie jika lafalnya i menjadi i
Politiek menjadi politik
Riem menjadi rim
23. ie
tetap ie jika lafalnya bukan i
Patient menjadi pasien
Carrier menjadi karier
24. kh (Arab) tetap kh
Akhir menjadi akhir
Tarikh menjadi tarikh
25. ng tetap ng
Congress menjadi kongres
Contingent menjadi kontingen
26. oo (Belanda) menjadi o
Komfoor menjadi komfor
Provoost menjadi provos
27. oo (Inggris) menjadi u
Cartoon menjadi kartun
Proof menjadi pruf
28. oo
(vokal ganda) tetap oo
Coordination menjadi koordinasi
Zoology menjadi zoologi
29. ou jika lafalnya au menjadi au
Bout menjadi baut
Counter menjadi kaunter
30. ou jika lafalnya u menjadi u
Coupon menjadi kupon
4.
Kaidah Penyesuaian Akhiran Asing
Akhiran-akhiran dari
bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi, kata seperti
standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping
diserap juga kata standar, implement, dan objek.
Kaidah Penyesuaian akhiran asing
adalah sebagi berikut:
1) -aat
menjadi –at
Advokaat menjadi advokat
2) -age
menjadi –ase
Percentage menajdi persentase
3) -air,
-ary menjadi –er
Primair,
primary menajdi primer
4) -ant
menjadi –an
Informant menjadi informan
5) -archie,
archy menjadi –arki
Monarchie menjadi monarki
6) -(a)tie,
(a)tion, menjadi –asi, -si
Publicatie,
publication menjadi publikasi
7) -eel,
-aal, -el menjadi –al
Structureel,
structural menjadi struktural
8) -ein
tetap –ein
Protein menajdi protein
9) -eur,
or menjadi –ur
Directeur menjadi direktur
10)
-or tetap –or
Dictator menjadi diktator
DAFTAR
PUSTAKA
______. 2012. Kata Serapan dalam
Bahasa Indonesia. [Online] Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia
[15 September 2012]
Hadi, Abdul. 2009. Penulisan Kata
Kata Asli dan Kata Serapan. [Online] Tersedia : http://basasin.blogspot.com/2008/11/penulisan-kata-serapan.html
[15 September 2012]
Rechandy,
Aditya. 2009. Aturan Penggunaan Kata
Serapan. [Online] Tersedia : http://keluargasantososejahtera.blogspot.com/2011/04/aturan-penggunaan-kata-serapan.html
[15 September 2012]
No comments:
Post a Comment