Tuesday 19 February 2013

Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia

Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia
1.      Kata Serapan
Bahasa Indonesia menyerap banyak kata dari bahasa-bahasa lain, terutama yang pernah berhubungan langsung dengan Nusantara, baik melalui perdagangan (Sanskerta, Tionghoa, Arab), melalui penjajahan (Portugis, Belanda, Jepang), maupun karena perkembangan ilmu pengetahuan (Inggris) yang selanjutnya disebut kata serapan. Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, lalu digunakan dalam Bahasa Indonesia. Dilihat dari taraf penyerapannya ada 3 macam kata serapan. Yaitu:
1.      Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ini sudah lazim dieja secara Indonesia, sehingga sudah tidak dirasakan lagi kehadirannya sebagai kata serapan. Misalnya kata-kata sabar, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, dan ember.
2.      Kata-kata yang masih asing, tetapi digunakan dalam konteks Bahasa Indonesia. Ejaan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out, check in, dan door to door. Dalam kelompok ini termasuk kata-kata yang dipertahankan keasingannya karena sifat keinternasionalannya, seperti istilah-istilah musik: andante, moderate, adagio, dan sebagainya.
3.      Kata-kata asing yang untuk kepentingan peristilahan,ucapan dan ejaannya disesuaikan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Hal ini perubahan ejaan itu dibuat seperlunya saja sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk bahasa aslinya. Misalnya aki (accu),komisi (commission),psikologi (psychology),dan fase (phase).
2.      Hubungan Kata Serapan dengan Penutur Asing
a.      Hubungan dengan Penutur Bahasa Hindi dan Bahasa Sansekerta
Beriringan dengan perkembangan agama Hindu itu berlangsung pula perdagangan rempah-rempah dengan bangsa India yang sebagian dari mereka penutur bahasa Hindi, sebagian yang lain orang Tamil dari India bagian selatan dan Sri Lanka bagian timur yang bahasanya menjadi perantara karya sastra yang subur. Bahasa Tamil pernah memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Melayu.
b.     Hubungan dengan Penutur Bahasa Tionghoa
Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina berdagang ke Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara (Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia).
Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa). Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka, Kanton, dan Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini mengakibatkan perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan sangat mungkin banyak ia berbaur dengan bahasa di Indonesia. Contohnya anglo, bakso, cat, giwang, kue/ kuih, sampan, dan tahu.

c.       Hubungan dengan Penutur Bahasa Arab dan Bahasa Persia

Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mula berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. Kata-kata serapan dari bahasa Arab misalnya abad, bandar, daftar, edar, fasik, gairah, hadiah, hakim, ibarat, jilid, kudus, mimbar, sehat, taat, dan wajah. Karena banyak di antara pedagang itu adalah penutur bahasa Parsi, tidak sedikit kosakata Parsi masuk ke dalam bahasa Melayu, seperti acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, dan topan.

d.      Hubungan dengan Penutur Bahasa Portugis

Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis dikecundangi atas saingan dengan Belanda yang datang kemudian dan menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa perhubungan antaretnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Portugis seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, dan tenda.

e.       Hubungan dengan penutur Belanda

Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis karena pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda sendiri tidak suka membuka diri bagi orang-orang yang ingin mempelajari kebudayaan Belanda termasuklah bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di seluruh negeri dalam kurun waktu yang lama (350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia). Belanda juga merupakan sumber utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Maka itu, komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan tekor. Bahasa yang paling banyak diserap kata-katanya, berdasarkan referensi penulis, adalah Bahasa Belanda yang mencapai 3.280 kata

f.       Hubungan dengan Penutur Bahasa Inggris

Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia meski tidak lama. Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811 dan beliau bertugas di sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura, dia juga bertugas di Bengkulu pada tahun 1818. Sesungguhnya pada tahun 1696 pun Inggris pernah mengirim utusan Ralph Orp ke Padang (Sumatera Barat), namun dia mendarat di Bengkulu dan menetap di sana. Di Bengkulu juga dibangun Benteng Marlborough pada tahun 1714-1719. Itu berarti sedikit banyak hubungan dengan bangsa Inggris telah terjadi lama di daerah yang dekat dengan pusat pemakaian bahasa Melayu. Namun dengan banyaknya kata dalam bahasa Inggris yang diserap menjadi bahasa Indonesia lebih dikarenakan globalisasi mengingat penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.

g.      Hubungan dengan Penutur Bahasa Jepang

Pendudukan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan warisan yang dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan, melainkan imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya. Seperti dojo, anime, komik, manga, mangaka, kameko, cosu dan sagipuri.
3.       Kaidah Penyesuaian Ejaan Kata Serapan
Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:
1.       Aa menjadi a
Paal                 menjadi           pal
Octaaf             menjadi           oktaf
2.      Ae tetap ae, jika tidak bervariasi dengan e
Aerobe             menjadi           aerob
Aerodynamics menjadi           aerodinamika
3.       Ae menjadi e jika bervariasi dengan e
             Haemoglobin  menjadi           hemoglobin
             Haematite        menjadi           hematif
4.      Ai tetap ai
Trailer             menjadi           trailer
Caisson           menjadi           kaison
5.      au tetap au
Audiogram      menjadi           audiogram
Hydraulic        menjadi           hidralik
6.      c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k
Cubic               menjadi           kubik
Crystal             menjadi           kristal
Coupe              menjadi           kup
Calomel           menjadi           kalomel
7.      c di muka e, i, dan y menjadi s
Central            menjadi           sentral
Cent                 menjadi           sen
Circulation      menjadi           sirkulasi
8.      cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
                  Accommodation          menjadi           akomodasi
                  Acclamation                menjadi           aklamasi
9.       cc di muka e dan i menjadi ks
Accent             menjadi           aksen
Vaccine           menjadi           vaksin
10.  ch dan cch di muka, a, o, dan konsonan menjadi k
Saccharin        menjadi           sakarin
11.  ch yang lafalnya s atau sy, menjadi s
Echelon           menjadi           eselon
Machine          menjadi           mesin
12.  ch, yang lafalnya c menjadi c
China              menjadi           cina
Check              menjadi           cek
13.  c (Sansekerta) menjadi s
Cabda             menjadi           sabda
Castra             menjadi           sastra
14.  e dan ee menjadi e
Apotheek         menjadi           apotek
15.  ea tetap ea
Idealist             menjadi           idealis
16.   ei tetap ei
Eicisane           menjadi           eikosan
Einsteinium     menjadi           einsteinium

17.  eo tetap eo
Stereo              menjadi           stereo
Geometry        menjadi           geometri
18.   eu tetap eu
Neutron           menjadi           neutron
Eugenol           menjadi           eugenol
19.  f tetap f
Factor             menjadi           faktor
Fossil               menjadi           fosil
20.  gh menjadi g
Sorghum          menjadi           sorgum
21.  Pada awal suku kata di muka vocal, tetap i
Ion                   menjadi           ion
Iota                  menjadi           iota
22.   ie jika lafalnya i menjadi i
Politiek            menjadi           politik
Riem                menjadi           rim
23.   ie tetap ie jika lafalnya bukan i
Patient             menjadi           pasien
Carrier            menjadi           karier
24.  kh (Arab) tetap kh
Akhir               menjadi           akhir
Tarikh              menjadi           tarikh
25.  ng tetap ng
Congress         menjadi           kongres
Contingent       menjadi           kontingen
26.  oo (Belanda) menjadi o
Komfoor          menjadi           komfor
Provoost          menjadi           provos
27.  oo (Inggris) menjadi u
Cartoon           menjadi           kartun
Proof               menjadi           pruf
28.   oo (vokal ganda) tetap oo
Coordination   menjadi           koordinasi
Zoology           menjadi           zoologi
29.  ou jika lafalnya au menjadi au
Bout                 menjadi           baut
Counter           menjadi           kaunter
30.  ou jika lafalnya u menjadi u
Coupon           menjadi           kupon
4.       Kaidah Penyesuaian Akhiran Asing
Akhiran-akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi, kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping diserap juga kata standar, implement, dan objek.
Kaidah Penyesuaian akhiran asing adalah sebagi berikut:
1)      -aat menjadi –at
Advokaat         menjadi           advokat
2)      -age menjadi –ase
Percentage      menajdi           persentase
3)      -air, -ary menjadi –er
Primair, primary         menajdi           primer

4)      -ant menjadi –an
Informant        menjadi           informan
5)      -archie, archy menjadi –arki
Monarchie       menjadi           monarki
6)      -(a)tie, (a)tion, menjadi –asi, -si
Publicatie, publication            menjadi           publikasi
7)         -eel, -aal, -el menjadi –al
 Structureel, structural menjadi           struktural
8)      -ein tetap –ein
Protein                        menajdi           protein
9)      -eur, or menjadi –ur
Directeur         menjadi           direktur
10)        -or tetap –or
Dictator           menjadi           diktator


DAFTAR PUSTAKA
______. 2012. Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia. [Online] Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia [15 September 2012]
Hadi, Abdul. 2009. Penulisan Kata Kata Asli dan Kata Serapan. [Online] Tersedia : http://basasin.blogspot.com/2008/11/penulisan-kata-serapan.html [15 September 2012]
Rechandy, Aditya. 2009. Aturan Penggunaan Kata Serapan. [Online] Tersedia : http://keluargasantososejahtera.blogspot.com/2011/04/aturan-penggunaan-kata-serapan.html [15 September 2012]

            

No comments:

Post a Comment