Saturday 11 May 2013

Konsep, Perkembangan, dan Orientasi Karir Anak Usia Sekolah Dasar


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan perkembangannya, manusia memiliki tugas-tugas perkembangan sesuai dengan periodisasinya sehingga mereka harus mampu menyesuaikan dirinya selaras dengan perkembangan tersebut. Untuk mencapai penyesuaian ini tentunya harus dimulai dari penguasaan dasar terlebih dahulu. Salah satu dimensi kehidupan yang harus dicapai adalah penyesuaian karier atau lebih dikenal sebagai pekerjaan. Orang dewasa muda saat ini cenderung memiliki kesulitan dalam proses penyesuaian karier. Untuk mengatasi masalah tersebut, kami menyusun makalah ini dengan memaparkan kebutuhan dasar yang diperlukan untuk penyesuaian karier di masa mendatang melalui orientasi karier bagi anak usia sekolah dasar. Dengan pemaparan ini, kami mengharapkan agar kesulitan-kesulitan penyesuaian karier kelak dapat diminimalisasi atau bahkan tidak ada dengan pemberian bekal dasar penyesuaian karier sejak usia sekolah dasar.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
-          Apa yang dimaksud karier secara umum?
-          Bagaimana perkembangan minat karier anak usia SD?
-          Apa yang seharusnya dilakukan dalam orientasi karier anak usia SD?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
-          Untuk mengetahui pengertian karier secara umum
-          Untuk mengetahui perkembangan minat karier anak usia SD
-          Untuk memilih tindakan sebagai petunjuk awal pengenalan karier bagi anak usia SD

BAB II
                                                    PEMBAHASAN  

A.    Pengertian Karier
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karier memiliki pengertian perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, dan jabatan. Pengertian tersebut adalah pengertian karier secara umum. Para ahli pun berpendapat mengenai pengertian karier. Salah satunya adalah pendapat karier dari Simamora (2001:505) yaitu urutan aktifitas - aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama  rentang  hidup orang  tersebut.
B.     Pengembangan Minat Karier Anak SD
Pada dasarnya anak-anak usia sekolah dasar secara khas terbuka kepada interaksi dengan rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan keingintahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas sosial yang mengganggu dan mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya yang lebih tua dan banyak orang dewasa dimana mereka beridentifikasi. Maslow (1959) mengemukakan hierarki kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai berikut:
1.      Kebutuhan - kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhan - kebutuhan keamanan
3.      Kebutuhan akan keikut sertaan dan kecintaan
4.      Kebutuhan akan penghargaan, harga diri, kebebasan, dan dianggap penting
5.      Kebutuhan akan informasi
6.      Kebutuhan akan pengertian
7.      Kebutuhan akan keindahan
8.      Kebutuhan akan aktualisasi diri
Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, terdapat tingkatan karier pada anak usia SD sebagai berikut :
1.      Anak kelas I belajar tentang perkerjaan dalam lingkungan yang dekat –rumah, sekolah, dan tetangga
2.      Anak kelas II belajar tentang pemberi pemberi bantuan jasa dalam masyarakat yang melayaninya dan juga tentang tokoh - tokoh dan usaha usaha tetangganya yang dikenalnya
3.      Anak kelas III meluaskan studi - studinya dalam masyarakat. Penekanannya pada tranportasi, komunkasi, dan industri - industri utama lainnya
4.      Anak kelas IV belajar tentang dunia kerja pada tingkat provinsi termasuk industri - industri utama pada provinsi itu
5.      Anak kelas V memperluas studi - studi yang dipelajari sehingga meliputi kehidupan industri nasional. Industri - industri utama di berbagai bidang bagian dari negara dipilihnya
6.      Anak kelas VI anak mendapat perluasan program sehingga mencakup seluruh bagian dunia
Dari tingkatan-tingkatan tersebut, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu baik keterampilan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para pendidik memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi yaitu suatu masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas, atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa. Telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak–kanak memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa. Apabila anak mengembangkan kebiasaan untuk bekerja sesuai atau dibawah, atau di atas kemampuannya, kebiasaan ini akan menetap dan cenderung mengenai semua bidang kehidupan anak, tidak hanya di bidang akademik saja. Oleh karena itu bagi anak usia SD diperlukan perkembangan minat kariernya.
Minat (interest) karier adalah ketertarikan individu terhadap suatu karier. Anak yang tertarik oleh suatu karier ditandai oleh adanya :
a.       Perhatian
b.      Rasa penasaran untuk mengetahui lebih jauh
c.       Dorongan serta upaya untuk mencoba
d.      Adanya dorongan serta upaya untuk mendalami karier tertentu
Misalnya jika beberapa anak laki – laki diketahui berminat sepak bola. Semakin banyak indikator dari keempat ciri tersebut muncul pada diri individu berarti kesebelasaan dibentuk kepengurusannya. Pada masing-masing kesebelasan ada yang berperan sebagai manajer, pelatih, pemain, kapten kesebelasan, dan sebagai wasit serta hakim garis. Sementara itu anak perempuan sebagaian besar minat karier individu pada karier tertentu semakin kuat. Sebaliknya, semakin sedikit indikator dan keempat ciri tersebut tampak pada individu berarti minat kaner individu pada karier tertentu semakin lemah.
Pada anak usia SD minat karier sudah mulai tumbuh terutama pada usia 7 tahun ke atas atau sekitar kelas II SD ke atas. Mereka sudah mulai menunjukkan perhatian yang kuat terhadap bidang karier tertentu. Misalnya, anak 7 tahun yang berminat menjadi pesepak bola sudah mulai senang menonton bola meskipun ada film anak-anak yang umumnya disukai anak seusianya. Mereka sudah menunjukkan rasa penasaran untuk mengetahui lebih jauh tentang suatu karier. Anak yang berminat menjadi pesepak bola banyak bertanya atau membaca informasi tentang sepak bola. Misalnya ia mencari tahu sebanyak mungkin informasi tentang pemain yang dipandang sukses dan berbagai sumber. Anak yang berminat menjadi pesepak bola memiliki dorongan dan berupaya menjadi pesepak bola profesional. Misalnya, anak memilih ekstrakurikuler sepak bola untuk menyaurkan minat karier sepak bola. Anak yang berminat menjadi pesepak bola memiliki dorongan dan berupaya mendalami dunia sepak bola. Misalnya, anak mengikuti sekolah sepak bola.
Uraian perkembangan minat karier di muka mengimplikasikan empat prinsip dalam stimulasi perkembangan karier anak usia SD. Pertama, bahwa pendidik seyogyanya berupaya mendorong munculnya perhatian anak pada karier tertentu. Kedua, pendidik seyogyanya berupaya mendorong anak mampu menjawab rasa penasarannya terhadap karier tertentu. Pada bagian ini, kewajiban moral pendidik adalah menyediakan informasi berbagai jenis karier sebanyak-banyaknya disertai penjelasan-penjelasannya. Untuk anak usia SD tentu perlu dikemas secara lebih sederhana dan menarik. Ketiga, pendidik seyogyanya memfasilitasi anak untuk mewujudkan dorongan dan upayanya dalam mencoba suatu karier tertentu. Misalnya, pendidik mengembangkan beragam ekstra kurikuler untuk dipilih anak sesuai dengan minat kariernya. Keempat, pendidik seyogyanya memfasilitasi anak mewujudkan dorongan serta upayanya untuk mendalami karier tertentu. Pada bagian ini, kewajiban moral pendidik adalah menyediakan informasi berbagai tempat kursus atau pelatihan tentang keterampilan serta kemampuan tertentu yang dipandang dapat membantu anak mendalami karier tertentu.
Sedangkan kapasitas karier adalah serangkaian kemampuan dan keterampilan yang mendasari karier masa depan anak. Terlingkup di dalam kapasitas karier adalah :
A.    Kemampuan berpikir
B.     Penguasaan akademik
C.     Kemampuan mengambil keputusan
D.    Keterampilan-keterampilan sosial.
Peran guru atau orang tua adalah memfasilitasi kokohnya dasar kemampuan dan keterampilan karier tersebut. Hal ini memerlukan teknik penyesuaian ciri dan faktor anak usia SD. Sedikitnya ada tiga teknik yang dapat diterapkan dalam memfasilitasi perkembangan karier pada anak usia SD. Pertama, teknik observasi yaitu pengamatan baik langsung ke tempat lingkungan kerja maupun secara tidak langsung dengan mengamati film tentang pelaksanaan pekerjaan tertentu. Misalnya, anak melakukan observasi cara menanam jeruk ke kebun jeruk milik seorang petani atau anak diajak untuk menonton film tentang cara menanam jeruk. Kedua, teknik bermain yaitu mengenalkan suatu jenis karier melalui permainan. Misalnya, anak diajak bermain perang-perangan. Seorang berperan sebagai komandan dan sebagai sebagai prajurit. Sebelumnya dilakukan tanya awab tentang tugas komandan dan prajurit. Setelah permainan selesai dilakukan refleksi tentang apa yang telah mereka lakukan. Lakukan eksplorasi terhadap perasaan, pikiran, ide-ide, dan harapan-harapan anak yang terkait dengan perang, tentara, komandan, dan prajurit. Ketiga, teknik pemberian informasi karier, yakni anak diberi informasi karier yang akurat dan sederhana melalui tulisan atau gambar-gambar yang menarik tentang pengembangan karier.
C.    Karier Anak Usia SD Menurut Teori Ciri dan Faktor
Teori ciri dan faktor (trait and factor) dikembangkan Frank Parson pada tahun 1909. Dalam pandangan Parson, istilah ciri (trait) mengacu kepada suatu karakteristik individu yang dapat diukur melalui tes. Istilah faktor (factor) mengacu kepada dua hal. Pertama, mengacu kepada suatu karakteristik yang dipersyaratkan untuk berhasil dalam penampilan kerja. Kedua, mengacu kepada suatu pendekatan statistik yang digunakan untuk membedakan karakteristik penting suatu kelompok orang. Dengan demikian istilah ciri dan faktor (trait and factor) mengacu kepada asesmen terhadap karakteristik-karaktenistik individu dan pekerjaan (Sharf, 1992 17).
Parson (Sharf, 1992 18) percaya bahwa kecocokan antara ciri pribadi dan persyaratan kerja merupakan kunci keberhasilan karier seseorang. Menurutnya semakin cocok antara ciri pribadi individu dengan persyaratan kerja maka semakin besar peluang individu untuk produktif dan puas dalam kariernya. Jadi akar teorinya ialah “kecocokan orang dengan pekerjaan”.
Uraian di atas menunjukkan bahwa asesmen terhadap ciri merupakan langkah paling awal dan penting dalam tahapan pemilihan karier. Parson (Sharf, 1992 17) menegaskan bahwa dalam memilih suatu karier, individu idealnya memiliki :
A.    Suatu pemahaman yang jelas mengenai din sendiri, sikap, kemampuan, minat, ambisi, sumber keterbatasan dan penyebab-penyebabnya
B.     Suatu pengetahuan tentang persyaratan dan kondisi keberhasilan, keuntungan dan kerugian, konpensasi, peluang, dan prospek pada dunia kerja yang berbeda
C.     Memiliki alasan yang benar tentang keterkaitan antara dua kelompok fakta
Berdasarkan ketiga hal yang harus dimiliki individu dalam memilih karier tersebut, untuk pengembangan karier pada anak usia SD, Parson (Sharf, 1992:18-34) mengemukakan dua langkah pengambilan keputusan kaner. Pertama, perolehan pemahaman diri (gaining self understanding) ialah pemahaman secara jelas tentang sikap, prestasi, kemampuan, minat, ambisi, sumber keterbatasan dan penyebab-penyebabnya, nilai-nilai, dan kepribadian. Sejak dini anak usia SD dibimbing untuk memahami kesemuanya itu. Misalnya, anak usia SD sudah mulai diajak mendiskusikan kelebihan dan kekurangan din sendiri dilihat dan prestasi belajarnya, diajak mendiskusikan minat-minatnya, dan mendiskusikan berbagai hal yang terkait dengan ciri-ciri dirinya. Kedua, memperoleh pengetahuan tentang dunia kerja (obtaining knowledge about the world of work) yang mencakup pengetahuan tentang informasi tipe lapangan kerja seperti kondisi dan upah kerja, sistem kiasifikasi kerja, serta ciri dan faktor yang dipersyaratkan suatu pekerjaan. Dalam memfasilitasi perkembangan karier anak usia SD orang tua atau guru hendaknya mengenalkan semua bidang karier yang ada, terutama yang dekat dengan lingkungan anak. Jika lingkungan anak daerah industri maka kenalkan anak dengan dunia industri, jika lingkungan anak daerah pertanian maka kenalkanlah mereka dengan pertanian, jika lingkungan anak daerah laut yang penghidupan sehari-harinya sebagai nelayan maka kenalkanlah anak dengan pekerjaan sebagai nelayan. Jika stimulasi perkembangan karier dilakukan seperti mi, maka yang perlu ditekankan adalah bagaimana agar anak berpikir dan terdorong agar jika mereka ingin menjadi petani, nelayan, atau pekerja industri tentu terdorong untuk lebih baik dan yang mereka lihat waktu dikenalkan dengan berbagai janis karier tersebut. Perlu diperhatikan pula bahwa sambil mereka dikenal dengan berbagai bidang karier di sekitar lingkungannya, mereka perlu juga dikenalkan dengan berbagai bidang karier lainnya sesuai dengan pengetahuan anak disertai dengan penjelasan tentang persyaratan dan konsekuensi kerjanya.
D.    Orientasi Karier bagi Anak Usia SD
Orientasi karier yang dimaksud ialah readiness of individuals to make good choices, yang berarti kesiapan individu untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat (Super dalam Sharf, 1992 : 155). Keputusan yang dimaksud ialah keputusan-keputusan tentang karier. Model ini didasari oleh asumsi bahwa keputusan-keputusan tentang karier terjadi pada semua rentangan kehidupan. Pada masa usia SD sekalipun anak dihadapkan pada berbagai keputusan tentang karier. Misalnya, anak dituntut untuk mampu menentukan pilihan lanjutan Setelah lulus SD. Ia harus mengambil keputusan apakah melanjutkan ke SMP atau ke Tsanawiyah. Keputusan melanjutkan ke SMP atau ke Tsanawiyah merupakan salah satu pengambilan keputusan karier (Sharf, 1992).
Menurut Supar (Sharf, 1992 : 156) kesiapan individu untuk membuat keputusan karier yang tepat terakumulasi pada orientasi karier secara total. Orientasi karier ini terdiri atas tiga dimensi, yaitu:
A.    Sikap terhadap karier (career development attitudes)
Para ahli (Rokeah, 1972 : Djawad Dahlan, 1980; dan Bertens, 1995) sepakat bahwa sikap (attitude) merupakan kecenderungan untuk bertindak atau arah kecenderingan untuk bertindak, berperilaku dan persetujuan terhadap sesuatu. Berdasarkan konsep sikap ini, yang dimaksud sikap terhadap karier berarti arah kecenderungan individu terhadap bidang karier tertentu. Arah kecenderungan ini terlihat dari aktivitas-aktivitasnya. Menurut Super (Sharf, 1992 : 156) sikap individu terhadap kariernya dapat dianalisas dari dua aktivitas, yang selanjutnya disebut sub dimensi sikap terhadap karier (career development attitudes), yaitu perencanaan karier (career planning) dan eksplorasi karier (career exploration).
Perencanaan karier mengacu kepada aktivitas individu dalam merencanakan karier. Aktivitas tersebut mencakup:
-          Mempelajari informasi tentang karier
-          Membicarakan perencanaan karier dengan orang dewasa
-          Mengikuti kursus sesuai dengan karier yang diharapkan
-          Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan karier yang diharapkan
-          Mengikuti pendidikan atau latihan yang mengarah kepada karier masa depan
Perencanaan karier individu yang tampak dalam mempelajari informasi tentang karier antara lain berminat untuk mengetahui secara lebih jauh tentang karier masa depan, berupaya mencari dan membaca informasi karier masa depan. Mendiskusikan perencanaan karier dengan orang dewasa seperti dengan orang tua, orang-orang yang dituakan, guru, dan konselor juga merupakan aktivitas individu dalam perencanaan karier. Mengikuti kursus sesuai dengan karier yang diharapkan dapat diamati dan apakah individu mengikuti kursus dalam bidang tertentu di luar jam pelajaran sekolah sesuai dengan bidang keahlian yang disenanginya. Misalnya siswa mengikuti kursus bahasa inggris sebagai pondasi untuk meraih sukses masuk sekolah jenjang berikutnya. Siswa yang perencanaan kariernya efektif dan mengikuti ekstrakulikuler yang sesuai dengan bidang karier yang diharapkannya. Misalnya siswa yang bercita-cita menempuh karier dalam bidang olahraga sepak bola cenderung memilih ekstrakurikuler sepak bola. Namun sayangnya belum banyak sekolah yang memfasilitasi perencanaan karier siswa melalui ekstrakurikuler. Demikian pula dalam hal mengikuti pendidikan atau pelatihan diluar jam pelajaran sekolah, siswa yang perencanaan kariernya efektif cenderung memilih pendidikan atau latihan yang mengarah kepada karier masa depan yang diinginkannya. Aktivitas-aktivitas yang dipaparkan pada bagian ini semuanya terlingkup dalam perencanaan karier siswa sebagai subdimensi dai sikap terhadap kariernya.
Super (sharf, 1992 : 157 ) mengkonsepsikan eksplorasi karier sebagai aktivitas individu dalam memanfaatkan sumber informasi karier. Ia membahaskannya dengan : …to use resources such as parents, other relatives , friends , teacher, counselors , books, and movies is investigated. Berdasarkan konsep ini, eksplorasi karier siswa yang terlihat dari aktivitasnya dalam hal memanfaatkan orang tua, guru, teman, konselor, kenalan, dan buku  sebagai sumber informasi karier. Misalnya siswa bertanya kepada guru, atau mambaca buku yang berkaitan dengan informasi karier yang diharapkannya.
B.     Keterampilan pembuatan keputusan karier (skills of career development decision making)
Keterampilan membuat keputusan merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang, karena :
1.      Hakikatnya hidup dari waktu ke waktu merupakan rangkaian dari hasil pengambilan keputusan karena dalam hidup selalu ada pilihan dan konflik
2.      Jika individu keliru mengambil keputusan tertentu maka ia cenderung dihadapkan pada suatu masalah tertentu
Oleh sebab itu paradigma terakhir keterampilan hidup individu,termasuk didalamnya keterampilan membuat keputusan karier.
Menurut Sharf (1992 :157) keterampilan pembuatan keputusan karier mengacu kepada the ability to use knowledge and thougth to make career plans. Mengacu kepada konsep ini keterampilan pembuatan keputusan karier terdiri atas penggunaan pengetahuan dan penggunaan pemikiran dalam membuat keputusan karier.
Menurut Sharf (1992) pengetahuan yang dapat mendasari pengambilan keputusan karier adalah pengetahuan tentang :
1. Langkah-langkah embuat keputusan karier
2. Kesesuaian suatu karier dengan kemampuan , bakat, dan minat
3. Pengetahuan tentang pentingnya pengambilan keputusan karier secara mandiri
Kemampuan menggunakan pemikiran ialah memfungsikan pemikiran dalam membuat keputusan karier yang mencakup:
-   Mampu membuat keputusan karier secara rasional
-  Mampu memperkirakan konsekuensi dari keputusan karier yang diambil
-  Mengantisipasi resiko yang akan dihadapi dari keputusan yang diambil
C.     Informasi dunia kerja (world-of-work information).
Istilah informasi diambil dari bahasa Inggris to inform yang artinya memberi tahu. Munandir (1996 : 165 ) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu yang membuat orang tahu tentang sesuatu itu. Informasi dunia kerja artinya segala hal yang berkaitan dengan dunia kerja yang membuat orang menjadi yahu tentang dunia kerja itu. Menurut Sharf (1992 : 158) informasi dunia kerja yang dimaksud mencakup dimilikinya informasi tentang pekerjaan tertentu dan informasi tentang orang lain dalam dunia kerjanya.
Informasi tentang pekerjaan tertentu menurut Sharf (1992:158) dapat dilihat dari tiga indikator antara lain:
a.       Memiliki informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan karier yang diharapkan. Misalnya, siswa mengetahui beberapa jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan atau sesuai dngan karier yang mereka harapkan. Bahkan mereka mengetahui cara kerja bidang pekerjaan yang sesuai dengan karier yang diharapkannya.
b.      Memiliki informasi tentang cara memasuki dunia kerja yang sesuai dengan karier yang diharapkan. Misalnya, siswa memiliki informasi yang cukup tentang cara melamar pekerjaan di bidang karier yang diharapkannya.
c.       Memiliki informasi tentang kewajiban dan aturan pekerjaan. Untuk hal ini terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan.
1.      Fokus Pengembangan Karier Anak di SD
Fokus pengembangan karier anak di SD disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak Anak SD termasuk ke dalam tahapan kesadaran karier yaitu penumbuhkembangkan kesadaran itu sendiri dengan anak memperoleh informasi tentang karier, mengenal karakteristik diri dan mengetahui hubungan antara pekerjaan dan belajar dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran karier anak meliputi aspek kesadaran diri, kesadaran pengetahuan karier, kesadaran membuat pilihan sehat, dan keputusan efektif dan kesadaran keterampilan karier.
2.      Strategi Pelayanan Karier
Strategi pelayanan karier yang digunakan yaitu include dengan pembelajaran efektif. Dalam hal ini guru yang paling berperan karena anak berangkat pada rasa ingin tahu yang tinggi, anak perlu diberi stimulus untuk mampu bertanya tentang karier kemudian dilakukan diskusi kelompok yang menyenangkan antara anak dan guru. Layanan informasi bisa juga dilakukan dengan pemutaran film. Guru membawa siswa ketempat-tempat yang berhubungan dengan pekerjaan dan story telling. Selain itu pendekatan permainan merupakan pendekatan efektif dalam menumbuhkan kesadaran karier anak seperti :
·         Bermain puzzel yang bertemakan karier, puzzel yang digunakan dapat berupa jenis-jenis tampilan yang sesuai dnegan kariernya seperti gambar tentara yang sedang berdiri tegap, dokter yang sedang memeriksa pasiennya, guru yang sedang menerangkan di depan kelas dll.
·         Permaianan ekspresi dan proyeksi diri, permainan ekspresi yaitu untuk mengenal dirinya, sifat-sifat dirinya yang baik dan yang buruk, keadaan dirinya bila menghadapi suatu situasi penilaian atas sifat-sifat diri yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan, permainan proyeksi diri lebih kepada ungkapan-ungkapan yang memiliki makna.
·         Karnaval karier. Anak-anak memakai pakaian yang mencerminkan profesi tertentu untuk memperkenalkan berbagai jenis pekerjaan.
·         Bermain peran. Anak bermain memerankan berbagai peran yang ada pada kehidupan sehari-hari

3.      Media yang digunakan
Media yang digunakan bisa sangat beragam, tergantung kreativitas guru itu sendiri dan disesuaikan dengan strategi yang digunakan seperti puzzel dalam permainan puzzel, boneka-boneka profesi dalam story telling, media elektronik seperti infocus, televisi, DVD dalam pemutaran film-film tentang karier, pakainan-pakaian (kostum) berbagai profesi pekerjaan dalam karnaval karier, gambar-gambar yang sesuai dengan karier,
4.      Proses
Proses yang dilakukan dalam pengembangan bimbingan karier di SD, yaitu dengan mengembangkan rasa ingin tahu anak, guru memberikan informasi-informasi dalam diskusi kelompok yang menarik, guru memberikan stimulus kepada anak untuk berdiskusi dan guru menjawab pertanyaan anak dan memberikan informasi yang sesuai dengan tema diskusi yaitu tentang berbagai macam karier.
Dalam permainan proses yang dilakukan melalui pendekatan dinamika kelompok dari awal pembentukan kelompok (norming), pemberian intruksi penmainan, pemberian kesempatan anak untuk mendiskusikan strategi dalam bermain (storming), pemberian tugas-tugas (norming), pelaksanaan permainan (performing).
5.      Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai adalah anak memiliki kesadaran karier, yaitu anak sadar akan dirinya, memiliki pengetahuan karier, kesadaran membuat pilihan sehat, dan keputusan efektif dan kesadaran keterampilan karier.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengembangan minat karier diperlukan oleh manusia sejak usia SD agar ia mencapai keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa. minat anak harus dikembangkan sesuai dengan bakat dan keterampilan agar tugas perkembangan dapat dilewati dengan baik dan tidak menghambat pada tugas perkembangan berikutnya.
Tingkat perilaku karier pada masa kanak-kanak mempunyai pengaruh penting dengan perilaku karier pada masa dewasa. Kesuksesan karier anak di masa depan sangat ditentukan oleh bimbingan yang ia dapatkan semasa usia dini.

2 comments:

  1. selamat malam min, boleh tahu daftar pustaka yang tentang karir pada anak ini di ambil dari buku apa, penerbit mana ya min??

    ReplyDelete
  2. saya sourcenya dari buku bimbingan konseling terbitan UPI press, kalau nggak salah Prof. DR. H. Cece Rakhmat, M.Pd yang nulis. buku lainnya saya lupa soalnya file daftar pustaka ada di teman saya. daftar pustaka yang ada di saya sebagai pendukung dan tambahannya dari ini

    http://putusutrisna.blogspot.com/2012/02/memahami-anak-cerdas-dan-berbakat.html
    http://lielih.wordpress.com/2013/02/23/identifikasi-anak-cerdas-berbakat-istimewa/
    http://ekarestama.blogspot.com/2012/12/bimbingan-bagi-murid-cerdas-dan-berbakat.html
    http://junaidipgsd2010.blogspot.com/2013/07/bimbingan-bagi-anak-cerdas-dan-berbkat.html

    semoga membantu ^_^

    ReplyDelete