BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring dengan perkembangannya, manusia
memiliki tugas-tugas perkembangan sesuai dengan periodisasinya sehingga mereka
harus mampu menyesuaikan dirinya selaras dengan perkembangan tersebut. Untuk
mencapai penyesuaian ini tentunya harus dimulai dari penguasaan dasar terlebih
dahulu. Salah satu dimensi kehidupan yang harus dicapai adalah penyesuaian
karier atau lebih dikenal sebagai pekerjaan. Orang dewasa muda saat ini
cenderung memiliki kesulitan dalam proses penyesuaian karier. Untuk mengatasi
masalah tersebut, kami menyusun makalah ini dengan memaparkan kebutuhan dasar
yang diperlukan untuk penyesuaian karier di masa mendatang melalui orientasi
karier bagi anak usia sekolah dasar. Dengan pemaparan ini, kami mengharapkan agar
kesulitan-kesulitan penyesuaian karier kelak dapat diminimalisasi atau bahkan
tidak ada dengan pemberian bekal dasar penyesuaian karier sejak usia sekolah
dasar.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini antara lain :
-
Apa yang dimaksud karier secara umum?
-
Bagaimana perkembangan minat karier anak
usia SD?
-
Apa yang seharusnya dilakukan dalam
orientasi karier anak usia SD?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini antara lain :
-
Untuk mengetahui pengertian karier
secara umum
-
Untuk mengetahui perkembangan minat
karier anak usia SD
-
Untuk memilih tindakan sebagai petunjuk
awal pengenalan karier bagi anak usia SD
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Karier
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, karier memiliki pengertian perkembangan dan
kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, dan jabatan. Pengertian tersebut adalah
pengertian karier secara umum. Para ahli pun berpendapat mengenai pengertian
karier. Salah satunya adalah pendapat karier dari Simamora (2001:505) yaitu
urutan aktifitas - aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan
perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang
hidup orang tersebut.
B.
Pengembangan
Minat Karier Anak SD
Pada
dasarnya anak-anak usia sekolah dasar secara khas terbuka kepada interaksi
dengan rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan
keingintahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas
sosial yang mengganggu dan mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya
yang lebih tua dan banyak orang dewasa dimana mereka beridentifikasi. Maslow
(1959) mengemukakan hierarki kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai berikut:
1. Kebutuhan
- kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan
- kebutuhan keamanan
3. Kebutuhan
akan keikut sertaan dan kecintaan
4. Kebutuhan
akan penghargaan, harga diri, kebebasan, dan dianggap penting
5. Kebutuhan
akan informasi
6. Kebutuhan
akan pengertian
7. Kebutuhan
akan keindahan
8. Kebutuhan
akan aktualisasi diri
Untuk
memenuhi kebutuhan dasar tersebut, terdapat tingkatan karier pada anak usia SD
sebagai berikut :
1. Anak
kelas I belajar tentang perkerjaan dalam lingkungan yang dekat –rumah, sekolah,
dan tetangga
2. Anak
kelas II belajar tentang pemberi pemberi bantuan jasa dalam masyarakat yang
melayaninya dan juga tentang tokoh - tokoh dan usaha usaha tetangganya yang
dikenalnya
3. Anak
kelas III meluaskan studi - studinya dalam masyarakat. Penekanannya pada tranportasi,
komunkasi, dan industri - industri utama lainnya
4. Anak
kelas IV belajar tentang dunia kerja pada tingkat provinsi termasuk industri - industri
utama pada provinsi itu
5. Anak
kelas V memperluas studi - studi yang dipelajari sehingga meliputi kehidupan
industri nasional. Industri - industri utama di berbagai bidang bagian dari negara
dipilihnya
6. Anak
kelas VI anak mendapat perluasan program sehingga mencakup seluruh bagian dunia
Dari
tingkatan-tingkatan tersebut, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu baik
keterampilan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para pendidik memandang periode
ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi yaitu suatu masa dimana
anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat
sukses. Sekali terbentuk kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas, atau sesuai
dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa. Telah dilaporkan bahwa
tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak–kanak memiliki korelasi yang
tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa. Apabila anak mengembangkan
kebiasaan untuk bekerja sesuai atau dibawah, atau di atas kemampuannya,
kebiasaan ini akan menetap dan cenderung mengenai semua bidang kehidupan anak,
tidak hanya di bidang akademik saja. Oleh karena itu bagi anak usia SD
diperlukan perkembangan minat kariernya.
Minat
(interest) karier adalah ketertarikan
individu terhadap suatu karier. Anak yang tertarik oleh suatu karier ditandai
oleh adanya :
a. Perhatian
b. Rasa
penasaran untuk mengetahui lebih jauh
c. Dorongan
serta upaya untuk mencoba
d. Adanya
dorongan serta upaya untuk mendalami karier tertentu
Misalnya jika beberapa anak laki – laki
diketahui berminat sepak bola. Semakin banyak indikator dari keempat ciri
tersebut muncul pada diri individu berarti kesebelasaan dibentuk
kepengurusannya. Pada masing-masing kesebelasan ada yang berperan sebagai
manajer, pelatih, pemain, kapten kesebelasan, dan sebagai wasit serta hakim
garis. Sementara itu anak perempuan sebagaian besar minat karier individu pada
karier tertentu semakin kuat. Sebaliknya, semakin sedikit indikator dan keempat
ciri tersebut tampak pada individu berarti minat kaner individu pada karier
tertentu semakin lemah.
Pada anak usia SD minat karier sudah
mulai tumbuh terutama pada usia 7 tahun ke atas atau sekitar kelas II SD ke
atas. Mereka sudah mulai menunjukkan perhatian yang kuat terhadap bidang karier
tertentu. Misalnya, anak 7 tahun yang berminat menjadi pesepak bola sudah mulai
senang menonton bola meskipun ada film anak-anak yang umumnya disukai anak
seusianya. Mereka sudah menunjukkan rasa penasaran untuk mengetahui lebih jauh
tentang suatu karier. Anak yang berminat menjadi pesepak bola banyak bertanya
atau membaca informasi tentang sepak bola. Misalnya ia mencari tahu sebanyak
mungkin informasi tentang pemain yang dipandang sukses dan berbagai sumber.
Anak yang berminat menjadi pesepak bola memiliki dorongan dan berupaya menjadi
pesepak bola profesional. Misalnya, anak memilih ekstrakurikuler sepak bola
untuk menyaurkan minat karier sepak bola. Anak yang berminat menjadi pesepak
bola memiliki dorongan dan berupaya mendalami dunia sepak bola. Misalnya, anak
mengikuti sekolah sepak bola.
Uraian perkembangan minat karier di muka
mengimplikasikan empat prinsip dalam stimulasi perkembangan karier anak usia
SD. Pertama, bahwa pendidik seyogyanya berupaya mendorong munculnya perhatian
anak pada karier tertentu. Kedua, pendidik seyogyanya berupaya mendorong anak
mampu menjawab rasa penasarannya terhadap karier tertentu. Pada bagian ini,
kewajiban moral pendidik adalah menyediakan informasi berbagai jenis karier
sebanyak-banyaknya disertai penjelasan-penjelasannya. Untuk anak usia SD tentu
perlu dikemas secara lebih sederhana dan menarik. Ketiga, pendidik seyogyanya
memfasilitasi anak untuk mewujudkan dorongan dan upayanya dalam mencoba suatu
karier tertentu. Misalnya, pendidik mengembangkan beragam ekstra kurikuler
untuk dipilih anak sesuai dengan minat kariernya. Keempat, pendidik seyogyanya
memfasilitasi anak mewujudkan dorongan serta upayanya untuk mendalami karier
tertentu. Pada bagian ini, kewajiban moral pendidik adalah menyediakan
informasi berbagai tempat kursus atau pelatihan tentang keterampilan serta
kemampuan tertentu yang dipandang dapat membantu anak mendalami karier
tertentu.
Sedangkan kapasitas karier adalah
serangkaian kemampuan dan keterampilan yang mendasari karier masa depan anak. Terlingkup
di dalam kapasitas karier adalah :
A. Kemampuan
berpikir
B. Penguasaan
akademik
C. Kemampuan
mengambil keputusan
D. Keterampilan-keterampilan
sosial.
Peran guru atau orang tua adalah
memfasilitasi kokohnya dasar kemampuan dan keterampilan karier tersebut. Hal
ini memerlukan teknik penyesuaian ciri dan faktor anak usia SD. Sedikitnya ada
tiga teknik yang dapat diterapkan dalam memfasilitasi perkembangan karier pada
anak usia SD. Pertama, teknik observasi yaitu pengamatan baik langsung ke
tempat lingkungan kerja maupun secara tidak langsung dengan mengamati film
tentang pelaksanaan pekerjaan tertentu. Misalnya, anak melakukan observasi cara
menanam jeruk ke kebun jeruk milik seorang petani atau anak diajak untuk menonton
film tentang cara menanam jeruk. Kedua, teknik bermain yaitu mengenalkan suatu
jenis karier melalui permainan. Misalnya, anak diajak bermain perang-perangan.
Seorang berperan sebagai komandan dan sebagai sebagai prajurit. Sebelumnya
dilakukan tanya awab tentang tugas komandan dan prajurit. Setelah permainan
selesai dilakukan refleksi tentang apa yang telah mereka lakukan. Lakukan eksplorasi
terhadap perasaan, pikiran, ide-ide, dan harapan-harapan anak yang terkait
dengan perang, tentara, komandan, dan prajurit. Ketiga, teknik pemberian
informasi karier, yakni anak diberi informasi karier yang akurat dan sederhana
melalui tulisan atau gambar-gambar yang menarik tentang pengembangan karier.
C.
Karier
Anak Usia SD Menurut Teori Ciri dan Faktor
Teori ciri dan faktor (trait and factor) dikembangkan Frank Parson
pada tahun 1909. Dalam pandangan Parson, istilah ciri (trait) mengacu kepada suatu karakteristik individu yang dapat
diukur melalui tes. Istilah faktor (factor)
mengacu kepada dua hal. Pertama, mengacu kepada suatu karakteristik yang
dipersyaratkan untuk berhasil dalam penampilan kerja. Kedua, mengacu kepada
suatu pendekatan statistik yang digunakan untuk membedakan karakteristik
penting suatu kelompok orang. Dengan demikian istilah ciri dan faktor (trait and factor) mengacu kepada asesmen
terhadap karakteristik-karaktenistik individu dan pekerjaan (Sharf, 1992 17).
Parson (Sharf, 1992 18) percaya bahwa
kecocokan antara ciri pribadi dan persyaratan kerja merupakan kunci
keberhasilan karier seseorang. Menurutnya semakin cocok antara ciri pribadi
individu dengan persyaratan kerja maka semakin besar peluang individu untuk
produktif dan puas dalam kariernya. Jadi akar teorinya ialah “kecocokan orang dengan pekerjaan”.
Uraian di atas menunjukkan bahwa asesmen
terhadap ciri merupakan langkah paling awal dan penting dalam tahapan pemilihan
karier. Parson (Sharf, 1992 17) menegaskan bahwa dalam memilih suatu karier,
individu idealnya memiliki :
A. Suatu
pemahaman yang jelas mengenai din sendiri, sikap, kemampuan, minat, ambisi,
sumber keterbatasan dan penyebab-penyebabnya
B. Suatu
pengetahuan tentang persyaratan dan kondisi keberhasilan, keuntungan dan
kerugian, konpensasi, peluang, dan prospek pada dunia kerja yang berbeda
C. Memiliki
alasan yang benar tentang keterkaitan antara dua kelompok fakta
Berdasarkan ketiga hal yang harus
dimiliki individu dalam memilih karier tersebut, untuk pengembangan karier pada
anak usia SD, Parson (Sharf, 1992:18-34) mengemukakan dua langkah pengambilan
keputusan kaner. Pertama, perolehan pemahaman diri (gaining self understanding) ialah pemahaman secara jelas tentang
sikap, prestasi, kemampuan, minat, ambisi, sumber keterbatasan dan
penyebab-penyebabnya, nilai-nilai, dan kepribadian. Sejak dini anak usia SD
dibimbing untuk memahami kesemuanya itu. Misalnya, anak usia SD sudah mulai
diajak mendiskusikan kelebihan dan kekurangan din sendiri dilihat dan prestasi
belajarnya, diajak mendiskusikan minat-minatnya, dan mendiskusikan berbagai hal
yang terkait dengan ciri-ciri dirinya. Kedua, memperoleh pengetahuan tentang
dunia kerja (obtaining knowledge about
the world of work) yang mencakup pengetahuan tentang informasi tipe
lapangan kerja seperti kondisi dan upah kerja, sistem kiasifikasi kerja, serta
ciri dan faktor yang dipersyaratkan suatu pekerjaan. Dalam memfasilitasi
perkembangan karier anak usia SD orang tua atau guru hendaknya mengenalkan
semua bidang karier yang ada, terutama yang dekat dengan lingkungan anak. Jika
lingkungan anak daerah industri maka kenalkan anak dengan dunia industri, jika
lingkungan anak daerah pertanian maka kenalkanlah mereka dengan pertanian, jika
lingkungan anak daerah laut yang penghidupan sehari-harinya sebagai nelayan
maka kenalkanlah anak dengan pekerjaan sebagai nelayan. Jika stimulasi
perkembangan karier dilakukan seperti mi, maka yang perlu ditekankan adalah
bagaimana agar anak berpikir dan terdorong agar jika mereka ingin menjadi
petani, nelayan, atau pekerja industri tentu terdorong untuk lebih baik dan
yang mereka lihat waktu dikenalkan dengan berbagai janis karier tersebut. Perlu
diperhatikan pula bahwa sambil mereka dikenal dengan berbagai bidang karier di
sekitar lingkungannya, mereka perlu juga dikenalkan dengan berbagai bidang
karier lainnya sesuai dengan pengetahuan anak disertai dengan penjelasan tentang
persyaratan dan konsekuensi kerjanya.
D.
Orientasi
Karier bagi Anak Usia SD
Orientasi karier yang dimaksud ialah readiness of individuals to make good
choices, yang berarti kesiapan individu untuk membuat keputusan-keputusan
yang tepat (Super dalam Sharf, 1992 : 155). Keputusan yang dimaksud ialah
keputusan-keputusan tentang karier. Model ini didasari oleh asumsi bahwa
keputusan-keputusan tentang karier terjadi pada semua rentangan kehidupan. Pada
masa usia SD sekalipun anak dihadapkan pada berbagai keputusan tentang karier.
Misalnya, anak dituntut untuk mampu menentukan pilihan lanjutan Setelah lulus
SD. Ia harus mengambil keputusan apakah melanjutkan ke SMP atau ke Tsanawiyah.
Keputusan melanjutkan ke SMP atau ke Tsanawiyah merupakan salah satu pengambilan
keputusan karier (Sharf, 1992).
Menurut Supar (Sharf, 1992 : 156)
kesiapan individu untuk membuat keputusan karier yang tepat terakumulasi pada
orientasi karier secara total. Orientasi karier ini terdiri atas tiga dimensi,
yaitu:
A. Sikap
terhadap karier (career development
attitudes)
Para ahli (Rokeah, 1972 : Djawad Dahlan,
1980; dan Bertens, 1995) sepakat bahwa sikap (attitude) merupakan kecenderungan untuk bertindak atau arah
kecenderingan untuk bertindak, berperilaku dan persetujuan terhadap sesuatu.
Berdasarkan konsep sikap ini, yang dimaksud sikap terhadap karier berarti arah
kecenderungan individu terhadap bidang karier tertentu. Arah kecenderungan ini
terlihat dari aktivitas-aktivitasnya. Menurut Super (Sharf, 1992 : 156) sikap
individu terhadap kariernya dapat dianalisas dari dua aktivitas, yang
selanjutnya disebut sub dimensi sikap terhadap karier (career development attitudes), yaitu perencanaan karier (career planning) dan eksplorasi karier (career exploration).
Perencanaan karier mengacu kepada
aktivitas individu dalam merencanakan karier. Aktivitas tersebut mencakup:
-
Mempelajari informasi tentang karier
-
Membicarakan perencanaan karier dengan
orang dewasa
-
Mengikuti kursus sesuai dengan karier
yang diharapkan
-
Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
sesuai dengan karier yang diharapkan
-
Mengikuti pendidikan atau latihan yang
mengarah kepada karier masa depan
Perencanaan karier individu yang tampak
dalam mempelajari informasi tentang karier antara lain berminat untuk
mengetahui secara lebih jauh tentang karier masa depan, berupaya mencari dan
membaca informasi karier masa depan. Mendiskusikan perencanaan karier dengan
orang dewasa seperti dengan orang tua, orang-orang yang dituakan, guru, dan
konselor juga merupakan aktivitas individu dalam perencanaan karier. Mengikuti
kursus sesuai dengan karier yang diharapkan dapat diamati dan apakah individu
mengikuti kursus dalam bidang tertentu di luar jam pelajaran sekolah sesuai
dengan bidang keahlian yang disenanginya. Misalnya siswa mengikuti kursus
bahasa inggris sebagai pondasi untuk meraih sukses masuk sekolah jenjang
berikutnya. Siswa yang perencanaan kariernya efektif dan mengikuti
ekstrakulikuler yang sesuai dengan bidang karier yang diharapkannya. Misalnya
siswa yang bercita-cita menempuh karier dalam bidang olahraga sepak bola
cenderung memilih ekstrakurikuler sepak bola. Namun sayangnya belum banyak
sekolah yang memfasilitasi perencanaan karier siswa melalui ekstrakurikuler.
Demikian pula dalam hal mengikuti pendidikan atau pelatihan diluar jam
pelajaran sekolah, siswa yang perencanaan kariernya efektif cenderung memilih
pendidikan atau latihan yang mengarah kepada karier masa depan yang
diinginkannya. Aktivitas-aktivitas yang dipaparkan pada bagian ini semuanya
terlingkup dalam perencanaan karier siswa sebagai subdimensi dai sikap terhadap
kariernya.
Super (sharf, 1992 : 157 ) mengkonsepsikan
eksplorasi karier sebagai aktivitas individu dalam memanfaatkan sumber
informasi karier. Ia membahaskannya dengan : …to use resources such as parents, other relatives , friends , teacher,
counselors , books, and movies is investigated. Berdasarkan konsep ini,
eksplorasi karier siswa yang terlihat dari aktivitasnya dalam hal memanfaatkan
orang tua, guru, teman, konselor, kenalan, dan buku sebagai sumber informasi karier. Misalnya
siswa bertanya kepada guru, atau mambaca buku yang berkaitan dengan informasi
karier yang diharapkannya.
B. Keterampilan
pembuatan keputusan karier (skills of
career development decision making)
Keterampilan membuat keputusan merupakan
hal penting dalam kehidupan seseorang, karena :
1. Hakikatnya
hidup dari waktu ke waktu merupakan rangkaian dari hasil pengambilan keputusan
karena dalam hidup selalu ada pilihan dan konflik
2. Jika
individu keliru mengambil keputusan tertentu maka ia cenderung dihadapkan pada
suatu masalah tertentu
Oleh sebab itu paradigma terakhir
keterampilan hidup individu,termasuk didalamnya keterampilan membuat keputusan
karier.
Menurut Sharf (1992 :157) keterampilan
pembuatan keputusan karier mengacu kepada the
ability to use knowledge and thougth to make career plans. Mengacu kepada
konsep ini keterampilan pembuatan keputusan karier terdiri atas penggunaan
pengetahuan dan penggunaan pemikiran dalam membuat keputusan karier.
Menurut Sharf (1992) pengetahuan yang dapat
mendasari pengambilan keputusan karier adalah pengetahuan tentang :
1. Langkah-langkah embuat keputusan karier
2. Kesesuaian suatu karier dengan kemampuan ,
bakat, dan minat
3. Pengetahuan tentang pentingnya pengambilan
keputusan karier secara mandiri
Kemampuan menggunakan pemikiran ialah
memfungsikan pemikiran dalam membuat keputusan karier yang mencakup:
- Mampu membuat keputusan karier secara rasional
- Mampu memperkirakan konsekuensi dari keputusan
karier yang diambil
- Mengantisipasi resiko yang akan dihadapi dari
keputusan yang diambil
C. Informasi
dunia kerja (world-of-work information).
Istilah informasi diambil dari bahasa
Inggris to inform yang artinya
memberi tahu. Munandir (1996 : 165 ) mendefinisikan informasi sebagai segala
sesuatu yang membuat orang tahu tentang sesuatu itu. Informasi dunia kerja
artinya segala hal yang berkaitan dengan dunia kerja yang membuat orang menjadi
yahu tentang dunia kerja itu. Menurut Sharf (1992 : 158) informasi dunia kerja
yang dimaksud mencakup dimilikinya informasi tentang pekerjaan tertentu dan
informasi tentang orang lain dalam dunia kerjanya.
Informasi tentang pekerjaan tertentu
menurut Sharf (1992:158) dapat dilihat dari tiga indikator antara lain:
a. Memiliki
informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan karier yang
diharapkan. Misalnya, siswa mengetahui beberapa jenis pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan atau sesuai dngan karier yang mereka harapkan. Bahkan mereka
mengetahui cara kerja bidang pekerjaan yang sesuai dengan karier yang
diharapkannya.
b. Memiliki
informasi tentang cara memasuki dunia kerja yang sesuai dengan karier yang
diharapkan. Misalnya, siswa memiliki informasi yang cukup tentang cara melamar
pekerjaan di bidang karier yang diharapkannya.
c. Memiliki
informasi tentang kewajiban dan aturan pekerjaan. Untuk hal ini terdapat
beberapa hal penting yang harus diperhatikan.
1. Fokus
Pengembangan Karier Anak di SD
Fokus
pengembangan karier anak di SD disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak Anak
SD termasuk ke dalam tahapan kesadaran karier yaitu penumbuhkembangkan
kesadaran itu sendiri dengan anak memperoleh informasi tentang karier, mengenal
karakteristik diri dan mengetahui hubungan antara pekerjaan dan belajar dalam
kehidupan sehari-hari. Kesadaran karier anak meliputi aspek kesadaran diri,
kesadaran pengetahuan karier, kesadaran membuat pilihan sehat, dan keputusan
efektif dan kesadaran keterampilan karier.
2. Strategi
Pelayanan Karier
Strategi
pelayanan karier yang digunakan yaitu include
dengan pembelajaran efektif. Dalam hal ini guru yang paling berperan karena
anak berangkat pada rasa ingin tahu yang tinggi, anak perlu diberi stimulus
untuk mampu bertanya tentang karier kemudian dilakukan diskusi kelompok yang
menyenangkan antara anak dan guru. Layanan informasi bisa juga dilakukan dengan
pemutaran film. Guru membawa siswa ketempat-tempat yang berhubungan dengan
pekerjaan dan story telling. Selain
itu pendekatan permainan merupakan pendekatan efektif dalam menumbuhkan
kesadaran karier anak seperti :
·
Bermain puzzel yang bertemakan karier,
puzzel yang digunakan dapat berupa jenis-jenis tampilan yang sesuai dnegan kariernya
seperti gambar tentara yang sedang berdiri tegap, dokter yang sedang memeriksa
pasiennya, guru yang sedang menerangkan di depan kelas dll.
·
Permaianan ekspresi dan proyeksi diri,
permainan ekspresi yaitu untuk mengenal dirinya, sifat-sifat dirinya yang baik
dan yang buruk, keadaan dirinya bila menghadapi suatu situasi penilaian atas
sifat-sifat diri yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan, permainan
proyeksi diri lebih kepada ungkapan-ungkapan yang memiliki makna.
·
Karnaval karier. Anak-anak memakai
pakaian yang mencerminkan profesi tertentu untuk memperkenalkan berbagai jenis
pekerjaan.
·
Bermain peran. Anak bermain memerankan
berbagai peran yang ada pada kehidupan sehari-hari
3. Media
yang digunakan
Media yang digunakan bisa sangat
beragam, tergantung kreativitas guru itu sendiri dan disesuaikan dengan strategi
yang digunakan seperti puzzel dalam permainan puzzel, boneka-boneka profesi
dalam story telling, media elektronik seperti infocus, televisi, DVD dalam
pemutaran film-film tentang karier, pakainan-pakaian (kostum) berbagai profesi
pekerjaan dalam karnaval karier, gambar-gambar yang sesuai dengan karier,
4. Proses
Proses
yang dilakukan dalam pengembangan bimbingan karier di SD, yaitu dengan
mengembangkan rasa ingin tahu anak, guru memberikan informasi-informasi dalam
diskusi kelompok yang menarik, guru memberikan stimulus kepada anak untuk
berdiskusi dan guru menjawab pertanyaan anak dan memberikan informasi yang
sesuai dengan tema diskusi yaitu tentang berbagai macam karier.
Dalam
permainan proses yang dilakukan melalui pendekatan dinamika kelompok dari awal
pembentukan kelompok (norming),
pemberian intruksi penmainan, pemberian kesempatan anak untuk mendiskusikan
strategi dalam bermain (storming),
pemberian tugas-tugas (norming),
pelaksanaan permainan (performing).
5. Hasil
yang dicapai
Hasil
yang dicapai adalah anak memiliki kesadaran karier, yaitu anak sadar akan
dirinya, memiliki pengetahuan karier, kesadaran membuat pilihan sehat, dan
keputusan efektif dan kesadaran keterampilan karier.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengembangan
minat karier diperlukan oleh manusia sejak usia SD agar ia mencapai
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa. minat anak harus
dikembangkan sesuai dengan bakat dan keterampilan agar tugas perkembangan dapat
dilewati dengan baik dan tidak menghambat pada tugas perkembangan berikutnya.
Tingkat perilaku
karier pada masa kanak-kanak mempunyai pengaruh penting dengan perilaku karier
pada masa dewasa. Kesuksesan karier anak di masa depan sangat ditentukan oleh
bimbingan yang ia dapatkan semasa usia dini.
selamat malam min, boleh tahu daftar pustaka yang tentang karir pada anak ini di ambil dari buku apa, penerbit mana ya min??
ReplyDeletesaya sourcenya dari buku bimbingan konseling terbitan UPI press, kalau nggak salah Prof. DR. H. Cece Rakhmat, M.Pd yang nulis. buku lainnya saya lupa soalnya file daftar pustaka ada di teman saya. daftar pustaka yang ada di saya sebagai pendukung dan tambahannya dari ini
ReplyDeletehttp://putusutrisna.blogspot.com/2012/02/memahami-anak-cerdas-dan-berbakat.html
http://lielih.wordpress.com/2013/02/23/identifikasi-anak-cerdas-berbakat-istimewa/
http://ekarestama.blogspot.com/2012/12/bimbingan-bagi-murid-cerdas-dan-berbakat.html
http://junaidipgsd2010.blogspot.com/2013/07/bimbingan-bagi-anak-cerdas-dan-berbkat.html
semoga membantu ^_^