BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan negara di bidang pendidikan sangat ditunjang oleh banyak hal.
Mulai dari birokrasi dan sistem yang diberlakukan, tujuan pendidikan yang
menjadi tuntutan, hingga guru sebagai ujung tombak pendidikan yang secara
langsung berhadapan atau berinteraksi dengan objek pendidikan yaitu anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa. Untuk mengikuti perkembangan jaman yang
menuntut kemajuan diperlukan berbagai inovasi dalam pelaksanaan pendidikan yang
ditunjang oleh teori sebagai acuannya. Untuk dapat melaksanakan inovasi
tersebut diperlukan pemahaman yang baik dari guru mengenai hakikat dari apa
yang akan dipraktikannya sebelum dapat mempraktikkan hal tersebut kepada siswa.
Pembelajaran mikro atau micro teaching
sebagai salah satu komponen yang harus dikuasai guru sangat mengutamakan
keseimbangan pemahaman guru secara teoritis dan praktis. Dalam komponen ini
dipelajari cara untuk melakukan tahapan-tahapan atau prosedur pelaksanaan pembelajaran
mikro. Penguasaan prosedur pembelajaran mikro nyatanya tidak hanya dibutuhkan
oleh guru saja, tetapi juga dibutuhkan oleh mahasiswa yang belajar di institusi
keguruan sebagai persiapan sebelum menjadi seorang guru yang mengajar di kelas.
Maka dari itu, disusunlah makalah ini untuk mempelajari dan memperdalam
pemahaman mahasiswa khususnya dalam hal prosedur pembelajaran mikro.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain :
-
Apa saja tahapan-tahapan dalam pembelajaran
mikro?
-
Bagaimana implementasi dari tiap tahapan dalam
pembelajaran mikro?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
-
untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam
pembelajaran mikro;
-
untuk mengetahui implementasi dari tiap tahapan
dalam pembelajaran mikro.
D.
Metode
Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode
kepustakaan yaitu mencari informasi dari buku dan juga mencari informasi dari
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tahap Kegiatan Awal Pembelajaran
Mikro
A.1 Latar
Belakang
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa
Pembelajaran Mikro merupakan salah satu pendekatan pembelajaran untuk melatih
bagian-bagian keterampilan mengajar yang dilaksanakan secara sederhana/disederhanakan.
Untuk itu agar pelaksanaan pembelajaran mikro ini dapat berjalan dengan lancar,
perlu kiranya untuk melaksanakan pembelajaran mikro ini dengan mengikuti
beberapa langkah dan prosedur sesuai dengan hakikat pemebelajaran mikro.
Langkah ini sangat penting untuk dilakukan agar kegiatan pelatihan yang
dilaksanakan melalui pembelajaran mikro dapat membuahkan hasil yang maksimal.
Beberapa tahapan atau jenis kegiatan yang harus dilakukan dalam
mempersiapkan diri untuk melaksanakan pembelajaran mikro adalah:
-
memahami bagaimana hakikat pembelajaran mikro, terutama
berkaitan dengan apa, mengapa dan bagimana pembelajaran mikro;
-
mengkaji berbagi jenis keterampilan dasar mengajar yang akan
dilatihkan dalam pembelajran mikro;insinyur
-
melakukan pengamatan (observasi) ke sekolah/kelas tempat
praktek;
-
membuat perencanaan pembelajaran/persiapan tertulis;
-
pembagian kelompok.
Kelima jenis kegiatan
tersebut penting kiranya untuk dilakukan, sebagai langkah awal untuk
melaksanakan pembelajaran mikro. Pemahaman dari setiap jenis kegiata tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana konsep pembelajaran mikro sebagai
persiapan dalam mlaksanakan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran mikro.
Konsep atau teori penting
untuk dikuasai, karena dengan menguasai teori akan menunjang kelancaran praktek
yang akan dilakukan dalam tahap berikutnya.
A.2 Apa, Mengapa
dan Bagaimana Pembelajaran Mikro?
Langkah pertama untuk melaksanakan pembelajaran mikro, seyogyanya kita
perlu mengetahui dan memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan
pembelajaran mikro. Seperti yang telah disampaikan diatas, bahwa Pembelajaran
Mikro merupakan pendekatan pembelajaran yang disederhanakan. Menurut Theo Hug
(2005) tujuan dari penyederhanaan tersebut yaitu tidak lain untuk memupuk dan
meningkatkan keterampilan dan kecakapan dalam mengajar.
Selanjutnya Theo Hug, megemukakan bahwa untuk memperoleh tingkap
kecakapan yang di harapkan, maka program pembelajaran mikro dirancang secara
terstruktur, sistematis dalam bentuk:
-
Micro Lesson, yaitu latihan dimana dengan
memusatkan pada salah satu atau beberapa bagian-bagian dari keseluruhan
komponen dan keterampilan pembelajaran. Artinya bahwa dengan melatih bagian
demi bagian yang dilakukan secara terkontrol, akan memperlancar dimilikinya
tingkat kecakapan dari setiap keterampilan dasara mengajar yang dilatihkan.
-
Micro Periods, yaitu waktu untuk melatih
setiap keterampilan pembelajaran diperpendek dari waktu pembelajaan biasa di
kelas. Sebagaimana metinya waktu pembelajaran biasa yang sering dilakukan satu jam mata pelajaran berkisar antara 40-45
menit, maka dalam pmbelajaran mikro waktu berkisar antara 5-10 menit karena
dalam pembelajaran mikro ini hanya melatih bagian tertentu saja yang memang
difokusnya untuk dilatih.
-
Cyclical model, yaitu dimana proses
pelatihan dalam pembelajaran mikro ini dilakukan secara berulang-ulang
(cyclical), hal ini dilakukan untuk mencapi tingkat kecakapan yang diharapkan dari
keterampilan mengajar tertentu yang dilatihkan.
Pengulangan tersebut ditempuh dalam suatu proses sebagi berikut: mengajar,
diskusi/mengkritisi, mengajar kembali, mengkritisi/diskusi sampai dianggap
tuntas.
A.3 Jenis-jenis
Keterampilan Dasar Mengajar
Tahap kedua sebagai persiapan melaksanakan pembelajaran mikro yaitu
mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan mengajar dan memahami setiap
jenis-jenis keterampilan mengajar tersebut. Seperti yang telah disinggung
sebelumnya, bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek.
Pembelajaran dapat dikatakan komplek karena dalam pembelajaran terdapat tujuan
yang harus dicapai, materi pembelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran
serta evaluasi yang harus dilaksanakan. Selain itu terdapat beberapa aspek yang
sangat penting untuk diperhatikan seperti karakteristik peserta didik yang
berbeda-beda, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan baik itu lingkungan
fisik maupun sosial.
Maka dari itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengelola
setiap unsur pembelajaran terebut, sehingga pada akhirnya setiap unsur
pembelajaran tersebut dapat saling mempengaruhi satu sama lain secara maksimal
untuk terlaksananya proses belajar pada peserta didik. Tugas guru adalah
membelajarkan siswa, artinya bahwa bagimana agar siswa dapat berinteraksi
dengan lingkungan pembelajaran secara optimal, sehingga di peroleh hasil
pembelajaran yang bermutu.
Menurut Allen dan Ryan (1969) jenis-jenis keterampilan mengajar itu
antara lain: keterampilan membuka, menutup pembelajran, menjelaskan, mengadakan
variasi, bertanya dasar, bertanya lanjut, melakukan penguatan, membimbing
jalannya diskusi, melakukan pengajaran pada kelompok kecil dan perorangan,
membuat ilustrasi dan contoh serta keterampilan mengelola kelas. Namun tentunya dengan
melihat perkembangan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan
paradigma baru dalam pembelajran, tidak dapat dipungkiri tentu saja
keterampilan yang harus dimiliki dapat terus berkembang. Adapun inti dari tahap kedua ini sebagai
tahap persiapan pembelajaran mikro, kita terlebih dahulu harus membekali diri dengan
memahami setiap jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan.
A.4 Observasi ke
Sekolah (kelas)
Tahap ketiga yaitu melakukan pengamatan atau obseervasi ke sekolah
(kelas). Obsevasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “to observe’’, istilah ini memiliki banyak arti antara lain: mengamati,
mempehatikan dan melihat. Dari beberapa arti tersebut observasi, obrservasi
memiliki makna kegiatan memperhatikan secara cermat terhadap sesuatu yang
dilihat. Dalam konteks ini observasi yang dilakukan yakni untuk mengamati
dengan cermat kegiatan yang dilakukan guru dalam kaitannya dengan pembelajaran
di kelas yang sebenarnya. Dalam melakukan pengamatan kita harus konsisten
dengan apa yang harus kita amati, dalam hal ini kita hanya sebagai berperan
sebagai pemerhati yang aktif merekam, mencatan setiap tingkah laku guru kita
sedang mengajar. Dalam melakukan pengamatan kita tidak harus ikut campur kepada
guru yang edang mengajar. Oleh karena itu “to observe” (bahasa Inggris) juga
memiliki arti menghormati, artinya kita hormat dan patuh terhadap situasi dan
kondisi pembelajaan yang sedang berlangsung. Untuk membuat situasi yang lebih
nyaman dan kondusif sebagaimana biasanya, ketika melakukan observasi hendaknya
kita mencari tempat yang aman, sehingga guru yang menjadi objek observasi tidak
merasa diawasi, dengan demikian guru akan secara wajar melaksanakan
pembelajaran seperti biasanya yang mereka lakukan pada setiap harinya tanpa
merasa ada yang mengawasi.
Setelah itu, hasil temuan observasi yang telah dilakukan, kita kaji,
renungkan dan mendiskusikannya. Untuk memperkaya diskusi, kita pun buka kembali topik-topik
yang membahas pembelajaran mikro terutama topik keterampilan dasar mengajar.
Dari sekian banyak teori yang telah dipelajari kemudian hubungkan dengan hasil
temuan observasi tersebut. Setelah itu simpulkan apa saja yang menjadi
kelebihan dan kekurangan dengan kaitanya teori yang telah dipelajari, kemudian
simpulkan bagaimana seharusnya latihan yang harus dilakukan dalam pembelajaran
mikro berkenaan dengan hasil penemuan tersebut.
Dengan demikian tahap observasi ini dimaksudkan untuk melengkapi
pemahaman kita dengan mengkaitkan antara teori dengan kenyataan, sehingga akan
diperoleh pemehaman yang optimal untuk mengikuti pembelajaran mikro.
A.5 Membuat
Perencanaan Tertulis Pembelajaran Mikro
Setelah kita memiliki wawasan yang diperlukan dalam pembelajaran mikro,
tahap selanjutnya yakni membuat perencanaan pembelajaran secara tertulis.
Persiapan tertulis ini memiliki beberapa istilah, namun pada intinya persiapan
ini memiliki satu fungsi yang sama yaitu persiapan mengajar secara tertulis
sebagai pedoman bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran.
Persiapan tersebut tentunya harus disesuaikan dengan karakteristik dan
prinsip pembelajaran mikro. Pada intinya setiap aspek dalam pembelajaran mikro,
sama dengan urutan komponen perencanaan pembelajran pada umumnya, yakni
identitas mata pelajaran, merumuskan tujuan, materi yang ditetapkan, menentukan
metode dan media serta sumber pembelajaran yang hendak disampaikan dan juga
merumuskan evaluasi. Disamping itu terdapat satu unsur tambahan yang harus
dimasukan dalam perencanaan pembelajaran mikro, unsur tersebut yaitu fokus
jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan.
A.5 Pembagian Kelompok
Pembagian kelompok ini merupakan tahap terakhir dari rangkaian persiapan
untuk pelaksanaan pembelajran mikro. Sesuai sebagaimana dengan sifat dan
karakteristik pembelajran mikro, dimana setiap peserta yang akan berlatih dalam
pembelajaran mikro dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Dengan dipimpin oleh
supervisor atau pembimbing, setiap kelompok memilki jumlah anggota kurang lebih
antara 7-8 orang. Dari setiap anggota kelompok tersebut memiki tugas dan
perannya masing-masing, adapun pembagian tugasnya sebagai berikut: 1 orang
berperan sebagai guru, 5 orang berperan sebagai murid (teman sejawat), 2 orang
berperan sebagai observer.
Jika digambarkan berikut denah posisi teknik pembelajaran mikro:
Bagan diatas menggambarkan pembagian tugas dan peran
dalam pembelajaran mikro, yakni:
-
Guru, objek yang akan melakukan latihan mengajar dalam
pendekatan mikro.
-
Siswa, yaitu kelompok siswa yang akan berperan sebagai siswa,
pada pendekatan mikro ini jumlah siswanya terbatas.
-
Observer atau supervisor yang bertugas mengamati proses
latihan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang sedang berlatih.
Secara cermat pihak
supervisor atau observer mengamati dan mencatat kejadian-kejadian yang dianggap
penting yang terjadi selama proses pembelajaran mikro berlangsung. Lebih baik
lagi jika ruangan dilengkapi dengan alat perekam agar mampu merekam seluruh
kejadian atau aktivitas selama pembelajaran berlangsung.
B.
Tahap Kegiatan Inti
Pembelajaran Mikro
B.1 Latar Belakang
Jika tahap kegiatan pertama dalam pembelajaran mikro sudah dilakukan,
kemudian Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tertulis sudah dibuat. Maka
sesuai dengan yang tercantum pada RPP selanjutnya yang dilakukan calon guru
yaitu kegiatan inti pembelajaran mikro. Kegiatan inti ini adalah fokus utama
dalam pelaksanaan praktek tampil mengajar dalam kelas atau di laboraturium yang
disediakan khusus untuk pembelajaran mikro.
Praktek latihan mengajar ini dilakukan melalui pendekatan pembelajaran
mikro adalah praktek yang sebenarnya. Dengan demikian calon guru harus
memfungsikan dirinya secara logis dan optimal seperti layaknya sedang mengajar
yang sebenarnya. Hal ini berujuan untuk mengkondisikan suasana pembelajaran
yang sebenarnya , agar calon guru dalam pelaksanaan pembelajaran mikro ini
melakukannya secara maksimal.
Berikut adalah pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran mikro dengan
tugas dan fungsinya:
1.
Pihak guru yang berlatih
2.
Pihak siswa
3.
Pihak observer
4.
Pihak pembimbing atau dosen
5.
Sarana dan fasilitas pendukung
Setiap unsur
yang teribat dalam pembelajaran mikro harus mampu memerankan fungsinya secara
wajar dan diarahkan pada upaya membantu peserta yang berlatih agar
memiliki kemampuan dan kecakapan yang diharapkan.
B.2 Fungsi dan Peran setiap
Unsur Pembelajaran Mikro
B.2.1 Fungsi dan Peran Guru
yang Berlatih
Calon guru yang berlatih dalam pembelajaran mikro, ketika ia tampil harus
memposisikan dirinya sebagai seorang guru. Tugas guru adalah membelajarkan
siswa, oleh karena itu walaupun suasana pembelajarannya dilakukan dalam ruang
atau tempat khusus untuk pembelajaran mikro, bukan pada kelas sebenarnya.
Disini calon guru atau guru yang berlatih biasanya akan menghadapi teman
sendiri sejawat sebagai siswanya. Akan tetapi tugas guru adalah mengajar yang
sesungguhnya, bukan hanya mengajar dalam micro
teaching.
Sama seperti kegiatan pembelajaran yang sebenarnya, maka setiap tahapan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran mikro pun harus ditempuh. Dalam kegiatan
pembelajaran ini ada kegiatan membuka pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran
dan kegiatan menutup pembelajaran. Ketiga tahap tersebut tetap harus ditempuh
oleh calon guru atau guru, tetapi waktu dalam pembelajaran mikro ini berkisar
antara 10-15 menit saja, maka calon guru atau guru yang berlatih harus bisa
menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. Begitu pula dengan unsur materi
pembelajaran interaksi pembelajaran harus dilakukan sebagaimana mestinya,
karena tugas guru adalah mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi
dengan siswa guna mencapai tujuan dan kompetensi pembelajaran.
Unsur yang membedakan kegiatan
pembelajaran mikro dan pembelajaran biasa adalah “fokus jenis keterampilan yang
akan dilatihkan”. Maksudnya jika dalam pembelajaran sesungguhnya unsur
pembelajaran harus dikuasai dan dilakukan secara optimal oleh guru, untuk
memfasilitasi siswa mencapai tujuan pembelajaran. Karena dalam pembelajaran mikro
hanyalah sebagai tempat berlatih maka dalam pembelajaran mikro hanya memusatkan
perhatian dan kemampuannya kepada jenis keterampilan spesifik yang sedang
dilatihkan. Walaupun unsur pembelajaran yang lain dilakukan itu hanya sebagai
penunjang agar pembalajaran berlangsung secara wajar. Sedangkan yang menjadi
fokus utama adalah keterampilan yang direncanakan.
Contoh jika dalam perencanaan pembelajaran mikro kegiatan pembelajaran
menekankan pada “Keterampilan Bertanya”, maka jenis keterampilan yang tersebut
yang akan mendominasi dan terus menerus dilatihkan dalam pembelajarannya.
Misalnya mulai dari tahap membuka pembelajaran, maka mulai dari apersepsi
dilakukan dengan menerapkan unsur-unsur bertanya. Melalui penggunaan keterampilan
bertanya yang dilakukan oleh guru, ini bertujuan untuk mengondisikan agar siswa
siap mengikuti kegiatan inti maupun kegiatan akhir pembelejaran yang nantinya
“Keterampilan Bertanyalah” yang lebih banyak digunakan.
B.2.2 Fungsi dan pihak siswa
Dalam proses pelajaran siswa pun memiliki peran
penting karena posisi siswa sebagai objek sekaligus subjek pembelajaran. Disini
siswa harus dapat berperan aktif merespon stimulus pembelajaran agar memperoleh
hasil pembelajaran yang memuaskan.
Karena dalam pembelajaran
mikro biasanya teman sejawat yang menjadi siswanya maka siswa dituntut untuk
memposisikan dirinya sebagai siswa yang sedang mengikuti pembelajaran, seperti
lazimnya di dalam kegiatan pembeelajaran biasa. Dalam pembelajaran mikro siswa
memiliki dua fungsi :
-
siswa yang sedang mengikuti pembelajaran;
Biasanya dalam pembelajaran
mikro ini yang menjadi siswa adalah teman sejawat, yang sudah tentu memiliki
wawasan dan pemahaman terkait dengan
jenis keterampilan yang dilatihkan oleh guru maupun temanya.
-
Sebagai observer
Selain sebagai siswa, disini juga guru ikut berperan
sebagai observer yang mencermati gerak-gerik dan prilaku guru yang sedang
berlatih mengajar. Selain itu dapat pula membuat catatan kekurangan dan
kelebihan untuk dijadikan bahan masukan pada saat diskusi balikan.
Dengan keterlibatan secara aktif dari pihak siswa maka informasi untuk
bahan diskusi munculnya tidak hanya dari
observer saja, melainkan dapat muncul dari pihak yang berperan
sebagai siswa (teman sejawat). Maka dengan demikian pembelajaran mikro akan
makin banyak masukan bagi peserta yang berlatih untuk meningkatkan keterampilan
dan kecakapannya.
B.3 Fungsi dan
peran pihak Observer
Kita tahu bahwa tugas observer adalah melihat, memperhatikan dan
mengamati. Pada saat melakukan tugas observasi, pihak observer jangan sampai
mengganggu guru yang sedang berlatih. Diupayakan agar guru ketika berlatih
tidak merasa diawasi, sebagai observer ia hanya melihat dengan seksama
penampilan guru yang sedang berlatih. Oleh karena itu secara teknis posisi
pihak observer sebaiknya tidak terlihat oleh guru yang sedang berlatih. Namun
pihak observer dapat melihat langsung gerak-gerik guru yang sedang berlatih
secara menyeluruh.
Tujuan dari kegiatan obervasi adalah untuk mengumpulkan data secara
akurat sesuai apa yang dilihat dan didengar pada saat guru berlatih. Karena
data tersebut sangat diperlukan sebagai bahan masukan pada saat diskusi yang
berlangsung setelah penampilan guru yang berlatih selesai.
Berikut ini adalah beberapa
ketentuan yang harus diperhatikan agar observer dapat menjalankan fungsi dan
perannya secara maksimal:
-
Format Observasi
Karena setiap observer harus
melengkapi diri dengan format observasi. Maka format ini sangat penting sebagai
panduan bagi observer dalam melakukan pengamatan. Melalui format ini, pihak
observer dapat mengetahui sejauh mana pihak yang berlatih telah mampu
menerapkan jenis keterampilan yang dilatihkannya. Pada isi format observasi
tentunya disesuaikan dengan setiap jenis keterampilan yang dilatihkan.
-
Melihat dan Mendengarkan
Disini observer tidak boleh ikut campur ketika pembelajaran
sedang berlangsung. Sesuai dengan fungsinya observer hanya merekam apa yang
dilihat dan didengar sesuai dengan format observasi yang telah ada. Observer
juga dapat membuat catatan tambahan disesuaikan dengan pengalaman yang
dimilikinya.
-
Fokus pada Penampilan
Ketika observer bertugas
mengobservasi guru yang sedang berlatih, observer harus membatasi dan
memfokuskan pada penampilan keterampilan yang sedang dilatihkannya serta tidak
menyengkut dengan unsur kepribadiannya.
B.4 Fungsi dan Peran Pembimbing
Dalam pembelajaran mikro yang bertindak sebagai
pembimbing ialah dosen mata kuliah pembelajaran mikroatau pihak supervisor.
Sesuai dengan fungsi tujuan dan kewenangannya, bila tugas observer dilakukan
oleh pihak mahasiswa (feer group), maka mahasiswa tersebut sebatas pada
mengamati guru yang sedang berlatih. Sedangkan tugas dosen atau pihak
supervisor lainnya adalah memonitor seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro
tersebut.
Pihak pembimbing atau
supervisor bertugas mengelola seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro. Pihak
pembimbing mencatat dan menyimpulkan seluruh aspek pembelajaran mikro yang
dilakukan. Hasil monitoring kemudian dijadikan dasar untuk melakukan diskusi
umpan balik dan sebagai bahan proses pembimbingan untuk perbaikan-perbaikan
pada tahap pelatihan selanjutnya.
B.5
Fungsi dan Peran Sarana (Fasilitas Pendukung)
Untuk menunjang kelancaran
pembelajaran mikro, selain ditentukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
proses latihan seperti guru, siswa, observer dan pihak pembimbing. Ada juga
kelenkapan sarana dan fasilitas pendukung sanagat enentukan kualitas
pembelajaran mikro.
Berikut adalah sarana dan
fasilitas pendukung yang harus dimiliki untuk kelancaran pembelajaran mikro :
-
Ruangan khusus (laboraturium) pembelajaran mikro dengan
setingan ruangan dibagi kedalam mikro terdiri dari :
o
Ruang kelas, yaitu ruang untuk pembelajaran lengkap dengan
meja, kursi, papan tulis, media dan kelngkapan kelas lainnya.
o
Ruang observasi, yaitu tempat untuk melihat langsung
penampilan guru. Batas antara ruang obsrvasi dan ruang kelas penampilan
sebaiknya disekat oleh kaca yang hanya tembus pandang bagi observer. Sementara
pihak guru dan siswa di ruang kelas penampilan tidakdapat melihat keruangan observer.
o
Ruang teknisi, yaitu tempat yang akan mengoperasikan
peralatan perekam (audio visual). Pada ruang ini pun sama seperti pada ruang
observer hanya disekat oleh kaca yang
hanya tembus pandang dari ruang teknisi saja.
-
Kamera Perekam.
Kamera ini dipasang dalam
ruang kelas untuk merekam seluruh aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
latihan. Sebaiknya jenis kamera yang digunakan adalah yang otomatis (mobile),
dimana kamera sendiri yang dapat aktif mengikuti setiap geral-gerik guru
ketika mengajar, tanpa harus menggunakan opertaor (kameramen). Hal ini penting
agar tidak mengganggu proses pembelajaran.
Gambar akan langsung
tersambung ke ruang observer dan ruang teknisi, sehingga melalui TV monitoring
di ruang observasi, pihak observer juga dapat melihat dengan jelas dan
mendengar pembelajaran di ruang kelas. Demikian pula juga pihak teknisi akan
dengan mudah mengendalikan peralatan yang digunakannya karena terus memantau
selama proses pembelajaran berlangsung.
-
Ruang Proyeksi
Ruang proyeksi yaitu suatu
ruang yang akan digunakan untuk memutar ulang hasil rekaman pada saat guru
berlatih mengajar. Ruang proyeksi juga digunakan untuk diskusi umpan balik dan
melakukan pembahasan yang dianggap perlu sesuai dengan hasil latihan yang telah
dilakukan. Dalam ruangan proyeksi sebaliknya dilengkapi dengan seperangkat
komputer dengan LCD yang senantiasa sudah siap untuk digunakan, ruang proyeksi
juga sebaiknya tersambung dengan jaringan interner., agar memudahkan akses
informasi untuk memeperkaya bahan pada saat kegiatan umpan balik.
Letak ruangan proyeksi
diusahakan berdampingan dengan ruang lab pembelajaran mikro, bahkan sebaiknya
metupakan bagian dari lab pembelajaran mikro itu sendiri. hal ini penting agar
setiap selesai proses latihan di ruang kelas tempat berlatih (lab pembelajaran mikro),
pada saat itu pula bisa dilakukan pemutaran ulang dan diskusi umpan balik.
Ruang Lab Pembelajaran mikro
sebagai tempat melatih keterampilan mengajar bagi calon guru dan para guru,
dalam waktu yang sesegera mungkin harus dapat memberikan data yang diperlukan
berkenaan dengan gambaran kemampuan peserta yang berlatih. Hal ini penting
karena umpan balik tidak bisa ditunda pada hari-hari berikutnya, akan tetapi
sebaiknya dilakukan pada saat itu pula.
Oleh karena itu kelengkapan sarana dan fasilitas yang dapat memberikan data
secara cepat dan akurat sangat dibutuhkan.
C.
Tahap Kegiatan Akhir /
Tindak Lanjut Pembelajaran Mikro
C.1 Latar Belakang
Dalam tahap akhir dari rangkaian pembelajaran mikro
yaitu berdiskusi umpan balik dan program tindak lanjut. Dan dalam kegiatan
akhir ini pula sekaligus merupakan program evaluasi terhadap seluruh
pelaksanaan pembelajaran mikro yang sudah dilakukan. Dari hasil evaluasi dapat
dijadikan sebagai masukan untuk kegiatan tindak lanjut pada proses latihan
untuk tahap berikutnya, baik oleh peserta yang berlatih maupun oleh pembimbing
untuk mengelola pembelajaran mikro tahap berikutnya.
Untuk dimilikinya suatu tingkat kecakapan yang
maksimal dari suatu jenis keterampilan
yang dilatihkan dalam pembelajaran mikro biasanya tidak akan bisa
dicapai dalam satu kali latihan dengan hasil yang baik dan sempurna (instant) .
Akan tetapi diperlukan waktu yang lama dan proses latihan yang terus
berulang-ulang . Oleh karena itu sifat dari pembelajaran mikro adalah untuk
melatih bagian-bagian untuk mengajar secara terisolasi sehingga dapat diperoleh
suatu kemampuan yang optimal. Dengan demikian dalam pembelajaran mikro
dirancang untuk memungkinkan setiap oraang yang berlatih dapat
mengulang-ngulang (designed a cyclical model)
.
C.2 Jenis-jenis Kegiatan
Akhir / Tindak Lanjut Pembelajaran Mikro
Terdapat
beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut yang
merupakan bagian integral dari pembelajaran mikro diantaranya :
-
Memutar ulang (play back) hasil rekaman
Dalam pembelajaran mikro
apabila labnya sudah dilengkapi dengan alat perekam (kamera video) , maka
kegiatan pertama yang harus dilakukan pada tahap akhir pembelajaran mikro
adalah dengan memutar ulang (play back) hasil rekaman yang telah dilakukan .
Sesuai dengan karakteristik
kamera video yaitu dapat mengabadikan suatu peristiwa secara akurat maka dengan
ditampilkannya hasil dari rekaman yang telah dilakukan kita dapat mengetahuui
setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh guru pada saat berlatih akan dapat
dilihat ulang . Dari hasil rekaman yang telah dilakukan pemutaran ulang dapat
dilakukan ditempat yang telah disediakan seperti di ruangan proyeksi . Dan pada
saat hasil rekaman sedang ditayangkan setiap pihak yaitu guru yang berlatih,
siswa, observer dan pembimbing dapat menimak tayangan. Setelah itu mencatat
kelebihan dan kekurangan untuk melengkapi data yang tidak tercatat oleh
observer pada saat sedang mengobservasi di ruangan kelas.
Sementara bagi seorang guru
yang telah berlatih dengan ditayangkan ulang hasil rekaman , maka guru tersebut
akan melihat penampilannya secara utuh ketika ia berlatih . Setelah melihat
penmpilannya guru tersebut akan memperoleh suatu gambaran untuk menilai dan
dapat menyimpulkan sendiri sejauh mana kemampuan yang telah dimilikinya.
-
Komentar dan Diskusi umpan balik
Setelah selesai dilakukan
pengulangan ulang dari hasil rekaman ,
dengan dipimpin dosen atau supervisor , kegiatan akan dilanjutkan dengan
penyampaian komentar-komentar dari yang berperan sebagai siswa dan pihak
observer. Penyampaian komentar tentu saja didapatkan dari hasil mencatat selama
observasi , sesuai dengan apa yang dilihat dan di dengar . Dan dengan
melibatkan semua pihak yang terkait seperti guru yang berlatih, siswa,
observer, dengan dipimpin oleh pembimbing dilanjutkan dengan kegiatan
berdiskusi untuk memperdalam terhdap penampilang yang sudah dilakukan . Apabila
dalam kegiatan berdiskusi tersebut terjadi kesalahan dalam memberikan komentar
maka untuk lebih jelas dapat dilakukan pengulangan kembali hasil rekaman. Di
dalam proses berdiskusi tidak ada maksud apapun untuk memojokkan pihak yang
berlatih , melainkan duduk bersama membahas, memperdalam , dan memberikan
solusi serta saran-saran untuk meningkatkan kemampuan yang sedang berlatih.
Oleh karena itu beri kesempatan kepada yang sedang berlatih untuk menyampaikan
pengalamannya ketika ia telah tampil , sehingga akan memperkaya pembahasan
ketika sedang berdiskusi.
Dalam pembelajarn mikro maka
komentar, saran , dan kritik hendaknya memperhatikan beberapa ketentuan yang
berlaku , antara lain :
a.
Spesifik dan nyata (specific
and concrete) yaitu komentar , kritik , dan saran yang diajukan harus
langsung terkait dengan jenis keterampilan yang dilatihkan. Kalau yang
dilatihkan adalah keterampilan bertanya , maka komentar, kritik, dan saran
langsung tertuju pada kegiatan itu.
Contoh : Ketika
menyampaikan pertanyaan tadi sudah bagus, yaitu pertanyaan diajukan kepada
seluruh kelas. Hanya kelihatannya tadi kadang-kadang guru menjawab sendiri
pertanyaan yang diajukannya. Sebaiknya itu tidak dilakukan, karena pertanyaan
untuk siswa , biarkan siswa menjawabnya.
b.
Terpusat pada perilaku
penampilannya, yaitu komentar kritik maupun saran yang disampaikan menyoroti
perilaku penampilan guru ketika sedang berlatih. Komentar kritik maupun saran
yang berhubngan dengan sisi sikap atau kepribadian sebaiknya tidak dilakukan.
Sheridan (2005) menyarankan “Focus on
presentation behafior, not on personality characteristics and judgments”.
c.
Kelebihan dan kekurangan maksudnya bahwa komentar kritik dan
saran sebaiknya tidak hanya menekankan pada sisi kekurangannya saja, akan
tetapi harus melihat juga dari sisi kelebihannya. Oleh karena itu komentar yang
disampaikan harus seimbang “balance
positive and negative comment”. Dengan komentar yang baik dan seimbang akan
menjadi motivator baagi yang berlatih untuk semakin meningkatkan kelebihan yang
telah dimilikinya dan memperbaiki kekurangannya.
-
Evaluasi Diri (self
evaluation)
Hasil dari komentar kritik
dan saran yang disampaikan melalui forum diskussi umpan balik, akhirnya tentu
saja sangat bermanfaat bagi setiap yang berlatih untuk melkukan perenungan
(Refleksi) menilai diri sendiri (self
evaluation). Secara jujur dan dilandasi tanggung jawab professional membuka
diri untuk menerima kelebihan dan kekurangan sambil berusaha terus-menerus
memperbaiki diri. Dengan cara itulah kemampuan keterampilan dan kecakapan
mengajar dari waktu ke waktu akan menunjukan peningkatan dari kondisi
sebelumnya. Pada akhirnya tentu saja akan bermuara pada meningkatnya mutu guru
sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
-
Tindak lanjut ( Berlatih ulang)
Dari kegiatan penayangan ulang dan kegiatan diskusi
umpan balik yang telah dilakukan tentu saja telah diperoleh beberapa masukan baik
kelebihan dab kekurangan serta saran dan solusi pemecahannya. Dari berbagai
masukan itu tentu saja diperlukan aksi tindak lanjut. Salah satu bentuk tindak
lanjut dalam kegiatan pembelajaran mikro yaitu melakukan proses latihan ulang.
Untuk melakukan laatihan ulang tersebut calon guru atau guru yang berlatih
harus memulai lagi membuat perencanaan tertulis pembelajaran mikro, mengajr,
observasi, dan diskusi umpan balik sampai akhirnya memperoleh ketuntasan
terhadap jenis keterampilan yang dilatihkan. Secara keseluruhan rangkaian pelaksanaan
pembelajaran mikro jika dibuat dalam bentuk bagan akan nampak seperti berikut.
BAGAN
SIKLUS
PEMBELAJARAN MIKRO

Bagan diatas menggambarkan langkah-langkah umum yang
harus dilalui dan dilakukan setiap peserta yang berlatih dan pihak-pihak lain
yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran mikro. Melalui kegiatan yang
dilakukan dengan disiplin dan keterlibatan setiap pihak yang terkait secara
professional akan membantu kelancaran pembelajaran mikro untuk memberikan
pengalaman praktis bagi setiap peserta yang berlatih. Pertama membuat
perenncanaan yaitu rencana pembelajaran dalam format pembelajaran mikro uang akan
digunakan oleh pihak calon guru atau guru yang akan berlatih atau mengembankan
kemampuan mengajarnya. Komponen atau unsure-unsur perencanaan pembelajaran
untuk pembelajaran mikro hamper sama dengan perencanaan pembelajaran yang
biasa. Bedanya format setiap unsure perencanaan pembelajaran mikro lebih
disederhanakan dan ada unsure lain yaitu penekanan jjenis keterampilan mengajar
yang akan dilatihkan. Kedua kegiatan mengajar yaitu melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajran yang telah dibuat. Setiap yang
berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro adalah melakukan aktifitas
pembelajaran seperti biasa terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. Bedanya
proses pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran mikro sifatnya lebih
disederhanakan dalam setiap aspek atau komponen pembelajarannya. Ketiga fokus
keterampilan yaitu guru yang berlatih mengajar melalui pendekatan pembelajaran
mikro disamping melaksanakn setiap elemen pembelajaran juga harus lebih
memfokuskan pada jenis keterampilan yang dilatihkan. Dalam tahap ketiga ini
juga sekaligus pada saat uang berlatih melakukan proses latihannya dilakukan
kegiatan observasi atau pengamatan secara teliti dan kalau memungkinkan dibantu
dengan media perekam sehingga dapat memperoleh data atau gambaran yang akurat
tingkat kemampuan stiap yang berlatih. Keempat diskusi yaitu proses membahas
secara terbuka setiap aktivitas dan permasalahan selama pembelajran
berlangsung. Hal-hal yang didiskusikan didasarkan pada perencanaan pembelajaran
yang telah dibuat sebelumnya dan dihubungkan dengan aktivitas pelaksanaannya.
Dalam diskusi masalah utama yang harus dibahas terutama difokuskan pada jenis keterampilan
yang dilatihkan. Kelebihan dan kekurangan secara objektif dan transparan
dikemukakan agar setiap yang berlatih mendapatkan masukan dari kegiatan diskusi tersebut
secara teknis untuk mengantarkan pada kegiatan diskusi mungkin terlebih dahulu
diawali oleh komentar umum dari pihak observer atau pengamatan dari pihak siswa
dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Pada saat diskusi akan berakhir beri
kesempatan kepada peserta yang berlatih untuk melakukan introspeksi atau
penilaian diri berkenaan dengan penampiilan dan berbagai masukan dari kegiataan
diskusi. Hal ini penting agar setiap yang berlatih dapat membuat kesimpulan
sendiri dan merencanakan tindak lanjut untuk memperbaikinya. Kelima latihan ulang yaitu proses melakukan
latihan tahap berikutnya terhadap materi atau jenis keterampilan yang sama.
Latihan ulang harus didasarkan pada hasil masukan dari diskusi tahap
sebelumnya. Pada saat latihan ulang prosesnya sama dengan pelaksanaan latihan
sebelumnya. Setelah selesai kemudian dilakukan diskusi untuk membahas tingkat
kemajuan darii kondisi sebelumnya dan begitu seterusnya sampai diperoleh
kemampuan yang maksimal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara umum, terdapat tiga tahapan dalam pembelajaran
mikro. Tahapan pertama yaitu tahap kegiatan awal. Sebagai tahapan awal yang
harus dilakukan adalah memahami pembelajaran mikro secara utuh dan komprehensif
terlebih dahulu kemudian melakukan observasi sebelum akhirnya membuat
perancangan tertulis serta mempersiapkan kelas. Tahap kedua yaitu tahap
kegiatan inti. Tahapan ini memiliki penekanan pada segala sesuatu yang
berkaitan dengan praktik pengajaran termasuk komponen-komponen fisik yang
hendak digunakan. Tahap ketiga adalah tahap kegiatan akhir/tindak lanjut. Dalam
tahapan ini sangat berkaitan erat dengan evaluasi dengan menggunakan perangkat
tertentu untuk pembelajaran mikro disertai dengan evaluasi diri sehingga ada
umpan balik untuk latihan selanjutnya.
Sumber Materi :
Modul UPI : Pembelajaran Mikro