Monday 30 June 2014

Makalah Tahapan-Tahapan Kegiatan Pembelajaran Mikro


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kemajuan negara di bidang pendidikan sangat ditunjang oleh banyak hal. Mulai dari birokrasi dan sistem yang diberlakukan, tujuan pendidikan yang menjadi tuntutan, hingga guru sebagai ujung tombak pendidikan yang secara langsung berhadapan atau berinteraksi dengan objek pendidikan yaitu anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Untuk mengikuti perkembangan jaman yang menuntut kemajuan diperlukan berbagai inovasi dalam pelaksanaan pendidikan yang ditunjang oleh teori sebagai acuannya. Untuk dapat melaksanakan inovasi tersebut diperlukan pemahaman yang baik dari guru mengenai hakikat dari apa yang akan dipraktikannya sebelum dapat mempraktikkan hal tersebut kepada siswa. Pembelajaran mikro atau micro teaching sebagai salah satu komponen yang harus dikuasai guru sangat mengutamakan keseimbangan pemahaman guru secara teoritis dan praktis. Dalam komponen ini dipelajari cara untuk melakukan tahapan-tahapan atau prosedur pelaksanaan pembelajaran mikro. Penguasaan prosedur pembelajaran mikro nyatanya tidak hanya dibutuhkan oleh guru saja, tetapi juga dibutuhkan oleh mahasiswa yang belajar di institusi keguruan sebagai persiapan sebelum menjadi seorang guru yang mengajar di kelas. Maka dari itu, disusunlah makalah ini untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman mahasiswa khususnya dalam hal prosedur pembelajaran mikro.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain :
-          Apa saja tahapan-tahapan dalam pembelajaran mikro?
-          Bagaimana implementasi dari tiap tahapan dalam pembelajaran mikro?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
-          untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam pembelajaran mikro;
-          untuk mengetahui implementasi dari tiap tahapan dalam pembelajaran mikro.
D.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode kepustakaan yaitu mencari informasi dari buku dan juga mencari informasi dari internet.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Tahap Kegiatan Awal Pembelajaran Mikro
A.1 Latar Belakang
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa Pembelajaran Mikro merupakan salah satu pendekatan pembelajaran untuk melatih bagian-bagian keterampilan mengajar yang dilaksanakan secara sederhana/disederhanakan. Untuk itu agar pelaksanaan pembelajaran mikro ini dapat berjalan dengan lancar, perlu kiranya untuk melaksanakan pembelajaran mikro ini dengan mengikuti beberapa langkah dan prosedur sesuai dengan hakikat pemebelajaran mikro. Langkah ini sangat penting untuk dilakukan agar kegiatan pelatihan yang dilaksanakan melalui pembelajaran mikro dapat membuahkan hasil yang maksimal.
Beberapa tahapan atau jenis kegiatan yang harus dilakukan dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan pembelajaran mikro adalah:
-          memahami bagaimana hakikat pembelajaran mikro, terutama berkaitan dengan apa, mengapa dan bagimana pembelajaran mikro;
-          mengkaji berbagi jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan dalam pembelajran mikro;insinyur
-          melakukan pengamatan (observasi) ke sekolah/kelas tempat praktek;
-          membuat perencanaan pembelajaran/persiapan tertulis;
-          pembagian kelompok.
Kelima jenis kegiatan tersebut penting kiranya untuk dilakukan, sebagai langkah awal untuk melaksanakan pembelajaran mikro. Pemahaman dari setiap jenis kegiata tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana konsep pembelajaran mikro sebagai persiapan dalam mlaksanakan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran mikro. Konsep atau teori penting untuk dikuasai, karena dengan menguasai teori akan menunjang kelancaran praktek yang akan dilakukan dalam tahap berikutnya.
A.2 Apa, Mengapa dan Bagaimana Pembelajaran Mikro?
Langkah pertama untuk melaksanakan pembelajaran mikro, seyogyanya kita perlu mengetahui dan memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pembelajaran mikro. Seperti yang telah disampaikan diatas, bahwa Pembelajaran Mikro merupakan pendekatan pembelajaran yang disederhanakan. Menurut Theo Hug (2005) tujuan dari penyederhanaan tersebut yaitu tidak lain untuk memupuk dan meningkatkan keterampilan dan kecakapan dalam mengajar.
Selanjutnya Theo Hug, megemukakan bahwa untuk memperoleh tingkap kecakapan yang di harapkan, maka program pembelajaran mikro dirancang secara terstruktur, sistematis dalam bentuk:
-          Micro Lesson, yaitu latihan dimana dengan memusatkan pada salah satu atau beberapa bagian-bagian dari keseluruhan komponen dan keterampilan pembelajaran. Artinya bahwa dengan melatih bagian demi bagian yang dilakukan secara terkontrol, akan memperlancar dimilikinya tingkat kecakapan dari setiap keterampilan dasara mengajar yang dilatihkan.
-          Micro Periods, yaitu waktu untuk melatih setiap keterampilan pembelajaran diperpendek dari waktu pembelajaan biasa di kelas. Sebagaimana metinya waktu pembelajaran biasa yang sering dilakukan  satu jam mata pelajaran berkisar antara 40-45 menit, maka dalam pmbelajaran mikro waktu berkisar antara 5-10 menit karena dalam pembelajaran mikro ini hanya melatih bagian tertentu saja yang memang difokusnya untuk dilatih.
-          Cyclical model, yaitu dimana proses pelatihan dalam pembelajaran mikro ini dilakukan secara berulang-ulang (cyclical), hal ini dilakukan untuk mencapi tingkat kecakapan yang diharapkan dari keterampilan mengajar tertentu yang dilatihkan.
Pengulangan tersebut ditempuh dalam suatu proses sebagi berikut: mengajar, diskusi/mengkritisi, mengajar kembali, mengkritisi/diskusi sampai dianggap tuntas.
A.3 Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar
Tahap kedua sebagai persiapan melaksanakan pembelajaran mikro yaitu mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan mengajar dan memahami setiap jenis-jenis keterampilan mengajar tersebut. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek. Pembelajaran dapat dikatakan komplek karena dalam pembelajaran terdapat tujuan yang harus dicapai, materi pembelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran serta evaluasi yang harus dilaksanakan. Selain itu terdapat beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan seperti karakteristik peserta didik yang berbeda-beda, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan baik itu lingkungan fisik maupun sosial.
Maka dari itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengelola setiap unsur pembelajaran terebut, sehingga pada akhirnya setiap unsur pembelajaran tersebut dapat saling mempengaruhi satu sama lain secara maksimal untuk terlaksananya proses belajar pada peserta didik. Tugas guru adalah membelajarkan siswa, artinya bahwa bagimana agar siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran secara optimal, sehingga di peroleh hasil pembelajaran yang bermutu.
Menurut Allen dan Ryan (1969) jenis-jenis keterampilan mengajar itu antara lain: keterampilan membuka, menutup pembelajran, menjelaskan, mengadakan variasi, bertanya dasar, bertanya lanjut, melakukan penguatan, membimbing jalannya diskusi, melakukan pengajaran pada kelompok kecil dan perorangan, membuat ilustrasi dan contoh serta keterampilan mengelola kelas. Namun tentunya dengan melihat perkembangan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan paradigma baru dalam pembelajran, tidak dapat dipungkiri tentu saja keterampilan yang harus dimiliki dapat terus berkembang.  Adapun inti dari tahap kedua ini sebagai tahap persiapan pembelajaran mikro, kita terlebih dahulu harus membekali diri dengan memahami setiap jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan.
A.4 Observasi ke Sekolah (kelas)
Tahap ketiga yaitu melakukan pengamatan atau obseervasi ke sekolah (kelas). Obsevasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “to observe’’, istilah ini memiliki banyak arti antara lain: mengamati, mempehatikan dan melihat. Dari beberapa arti tersebut observasi, obrservasi memiliki makna kegiatan memperhatikan secara cermat terhadap sesuatu yang dilihat. Dalam konteks ini observasi yang dilakukan yakni untuk mengamati dengan cermat kegiatan yang dilakukan guru dalam kaitannya dengan pembelajaran di kelas yang sebenarnya. Dalam melakukan pengamatan kita harus konsisten dengan apa yang harus kita amati, dalam hal ini kita hanya sebagai berperan sebagai pemerhati yang aktif merekam, mencatan setiap tingkah laku guru kita sedang mengajar. Dalam melakukan pengamatan kita tidak harus ikut campur kepada guru yang edang mengajar. Oleh karena itu “to observe” (bahasa Inggris) juga memiliki arti menghormati, artinya kita hormat dan patuh terhadap situasi dan kondisi pembelajaan yang sedang berlangsung. Untuk membuat situasi yang lebih nyaman dan kondusif sebagaimana biasanya, ketika melakukan observasi hendaknya kita mencari tempat yang aman, sehingga guru yang menjadi objek observasi tidak merasa diawasi, dengan demikian guru akan secara wajar melaksanakan pembelajaran seperti biasanya yang mereka lakukan pada setiap harinya tanpa merasa ada yang mengawasi.
Setelah itu, hasil temuan observasi yang telah dilakukan, kita kaji, renungkan dan mendiskusikannya. Untuk memperkaya diskusi, kita pun buka kembali topik-topik yang membahas pembelajaran mikro terutama topik keterampilan dasar mengajar. Dari sekian banyak teori yang telah dipelajari kemudian hubungkan dengan hasil temuan observasi tersebut. Setelah itu simpulkan apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dengan kaitanya teori yang telah dipelajari, kemudian simpulkan bagaimana seharusnya latihan yang harus dilakukan dalam pembelajaran mikro berkenaan dengan hasil penemuan tersebut.
Dengan demikian tahap observasi ini dimaksudkan untuk melengkapi pemahaman kita dengan mengkaitkan antara teori dengan kenyataan, sehingga akan diperoleh pemehaman yang optimal untuk mengikuti pembelajaran mikro.
A.5 Membuat Perencanaan Tertulis Pembelajaran Mikro
Setelah kita memiliki wawasan yang diperlukan dalam pembelajaran mikro, tahap selanjutnya yakni membuat perencanaan pembelajaran secara tertulis. Persiapan tertulis ini memiliki beberapa istilah, namun pada intinya persiapan ini memiliki satu fungsi yang sama yaitu persiapan mengajar secara tertulis sebagai pedoman bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran.
Persiapan tersebut tentunya harus disesuaikan dengan karakteristik dan prinsip pembelajaran mikro. Pada intinya setiap aspek dalam pembelajaran mikro, sama dengan urutan komponen perencanaan pembelajran pada umumnya, yakni identitas mata pelajaran, merumuskan tujuan, materi yang ditetapkan, menentukan metode dan media serta sumber pembelajaran yang hendak disampaikan dan juga merumuskan evaluasi. Disamping itu terdapat satu unsur tambahan yang harus dimasukan dalam perencanaan pembelajaran mikro, unsur tersebut yaitu fokus jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan.


A.5 Pembagian Kelompok
Pembagian kelompok ini merupakan tahap terakhir dari rangkaian persiapan untuk pelaksanaan pembelajran mikro. Sesuai sebagaimana dengan sifat dan karakteristik pembelajran mikro, dimana setiap peserta yang akan berlatih dalam pembelajaran mikro dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Dengan dipimpin oleh supervisor atau pembimbing, setiap kelompok memilki jumlah anggota kurang lebih antara 7-8 orang. Dari setiap anggota kelompok tersebut memiki tugas dan perannya masing-masing, adapun pembagian tugasnya sebagai berikut: 1 orang berperan sebagai guru, 5 orang berperan sebagai murid (teman sejawat), 2 orang berperan sebagai observer.
Jika digambarkan berikut denah posisi teknik pembelajaran mikro:

 Bagan diatas menggambarkan pembagian tugas dan peran dalam pembelajaran mikro, yakni:
-          Guru, objek yang akan melakukan latihan mengajar dalam pendekatan mikro.
-          Siswa, yaitu kelompok siswa yang akan berperan sebagai siswa, pada pendekatan mikro ini jumlah siswanya terbatas.
-          Observer atau supervisor yang bertugas mengamati proses latihan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang sedang berlatih.
Secara cermat pihak supervisor atau observer mengamati dan mencatat kejadian-kejadian yang dianggap penting yang terjadi selama proses pembelajaran mikro berlangsung. Lebih baik lagi jika ruangan dilengkapi dengan alat perekam agar mampu merekam seluruh kejadian atau aktivitas selama pembelajaran berlangsung.
B.     Tahap Kegiatan Inti Pembelajaran Mikro
B.1 Latar Belakang
Jika tahap kegiatan pertama dalam pembelajaran mikro sudah dilakukan, kemudian Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tertulis sudah dibuat. Maka sesuai dengan yang tercantum pada RPP selanjutnya yang dilakukan calon guru yaitu kegiatan inti pembelajaran mikro. Kegiatan inti ini adalah fokus utama dalam pelaksanaan praktek tampil mengajar dalam kelas atau di laboraturium yang disediakan khusus untuk pembelajaran mikro.
Praktek latihan mengajar ini dilakukan melalui pendekatan pembelajaran mikro adalah praktek yang sebenarnya. Dengan demikian calon guru harus memfungsikan dirinya secara logis dan optimal seperti layaknya sedang mengajar yang sebenarnya. Hal ini berujuan untuk mengkondisikan suasana pembelajaran yang sebenarnya , agar calon guru dalam pelaksanaan pembelajaran mikro ini melakukannya secara maksimal.
Berikut adalah pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran mikro dengan tugas dan fungsinya:
1.      Pihak guru yang berlatih
2.      Pihak siswa
3.      Pihak observer
4.      Pihak pembimbing atau dosen
5.      Sarana dan fasilitas pendukung
Setiap unsur yang teribat dalam pembelajaran mikro harus mampu memerankan fungsinya secara wajar dan diarahkan pada upaya membantu peserta yang berlatih agar memiliki kemampuan dan kecakapan yang diharapkan.
B.2 Fungsi dan Peran setiap Unsur Pembelajaran Mikro
B.2.1 Fungsi dan Peran Guru yang Berlatih
Calon guru yang berlatih dalam pembelajaran mikro, ketika ia tampil harus memposisikan dirinya sebagai seorang guru. Tugas guru adalah membelajarkan siswa, oleh karena itu walaupun suasana pembelajarannya dilakukan dalam ruang atau tempat khusus untuk pembelajaran mikro, bukan pada kelas sebenarnya. Disini calon guru atau guru yang berlatih biasanya akan menghadapi teman sendiri sejawat sebagai siswanya. Akan tetapi tugas guru adalah mengajar yang sesungguhnya, bukan hanya mengajar dalam micro teaching.
Sama seperti kegiatan pembelajaran yang sebenarnya, maka setiap tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran  mikro pun harus ditempuh. Dalam kegiatan pembelajaran ini ada kegiatan membuka pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan menutup pembelajaran. Ketiga tahap tersebut tetap harus ditempuh oleh calon guru atau guru, tetapi waktu dalam pembelajaran mikro ini berkisar antara 10-15 menit saja, maka calon guru atau guru yang berlatih harus bisa menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. Begitu pula dengan unsur materi pembelajaran interaksi pembelajaran harus dilakukan sebagaimana mestinya, karena tugas guru adalah mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa guna mencapai tujuan dan kompetensi pembelajaran.
Unsur  yang membedakan kegiatan pembelajaran mikro dan pembelajaran biasa adalah “fokus jenis keterampilan yang akan dilatihkan”. Maksudnya jika dalam pembelajaran sesungguhnya unsur pembelajaran harus dikuasai dan dilakukan secara optimal oleh guru, untuk memfasilitasi siswa mencapai tujuan pembelajaran. Karena dalam pembelajaran mikro hanyalah sebagai tempat berlatih maka dalam pembelajaran mikro hanya memusatkan perhatian dan kemampuannya kepada jenis keterampilan spesifik yang sedang dilatihkan. Walaupun unsur pembelajaran yang lain dilakukan itu hanya sebagai penunjang agar pembalajaran berlangsung secara wajar. Sedangkan yang menjadi fokus utama adalah keterampilan yang direncanakan.
Contoh jika dalam perencanaan pembelajaran mikro kegiatan pembelajaran menekankan pada “Keterampilan Bertanya”, maka jenis keterampilan yang tersebut yang akan mendominasi dan terus menerus dilatihkan dalam pembelajarannya. Misalnya mulai dari tahap membuka pembelajaran, maka mulai dari apersepsi dilakukan dengan menerapkan unsur-unsur bertanya. Melalui penggunaan keterampilan bertanya yang dilakukan oleh guru, ini bertujuan untuk mengondisikan agar siswa siap mengikuti kegiatan inti maupun kegiatan akhir pembelejaran yang nantinya “Keterampilan Bertanyalah” yang lebih banyak digunakan.
B.2.2 Fungsi dan pihak siswa
Dalam proses pelajaran siswa pun memiliki peran penting karena posisi siswa sebagai objek sekaligus subjek pembelajaran. Disini siswa harus dapat berperan aktif merespon stimulus pembelajaran agar memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan.
Karena dalam pembelajaran mikro biasanya teman sejawat yang menjadi siswanya maka siswa dituntut untuk memposisikan dirinya sebagai siswa yang sedang mengikuti pembelajaran, seperti lazimnya di dalam kegiatan pembeelajaran biasa. Dalam pembelajaran mikro siswa memiliki dua fungsi :
-          siswa yang sedang mengikuti pembelajaran;
Biasanya dalam pembelajaran mikro ini yang menjadi siswa adalah teman sejawat, yang sudah tentu memiliki wawasan dan pemahaman terkait dengan jenis keterampilan yang dilatihkan oleh guru maupun temanya.
-          Sebagai observer
Selain sebagai siswa, disini juga guru ikut berperan sebagai observer yang mencermati gerak-gerik dan prilaku guru yang sedang berlatih mengajar. Selain itu dapat pula membuat catatan kekurangan dan kelebihan untuk dijadikan bahan masukan pada saat diskusi balikan.
Dengan keterlibatan secara aktif dari pihak siswa maka informasi untuk bahan diskusi munculnya tidak hanya dari  observer saja, melainkan dapat muncul dari pihak yang berperan sebagai siswa (teman sejawat). Maka dengan demikian pembelajaran mikro akan makin banyak masukan bagi peserta yang berlatih untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapannya.
B.3 Fungsi dan peran pihak Observer
Kita tahu bahwa tugas observer adalah melihat, memperhatikan dan mengamati. Pada saat melakukan tugas observasi, pihak observer jangan sampai mengganggu guru yang sedang berlatih. Diupayakan agar guru ketika berlatih tidak merasa diawasi, sebagai observer ia hanya melihat dengan seksama penampilan guru yang sedang berlatih. Oleh karena itu secara teknis posisi pihak observer sebaiknya tidak terlihat oleh guru yang sedang berlatih. Namun pihak observer dapat melihat langsung gerak-gerik guru yang sedang berlatih secara menyeluruh.
Tujuan dari kegiatan obervasi adalah untuk mengumpulkan data secara akurat sesuai apa yang dilihat dan didengar pada saat guru berlatih. Karena data tersebut sangat diperlukan sebagai bahan masukan pada saat diskusi yang berlangsung setelah penampilan guru yang berlatih selesai.
Berikut ini adalah beberapa ketentuan yang harus diperhatikan agar observer dapat menjalankan fungsi dan perannya secara maksimal:
-          Format Observasi
Karena setiap observer harus melengkapi diri dengan format observasi. Maka format ini sangat penting sebagai panduan bagi observer dalam melakukan pengamatan. Melalui format ini, pihak observer dapat mengetahui sejauh mana pihak yang berlatih telah mampu menerapkan jenis keterampilan yang dilatihkannya. Pada isi format observasi tentunya disesuaikan dengan setiap jenis keterampilan yang dilatihkan.
-          Melihat dan Mendengarkan
Disini observer tidak boleh ikut campur ketika pembelajaran sedang berlangsung. Sesuai dengan fungsinya observer hanya merekam apa yang dilihat dan didengar sesuai dengan format observasi yang telah ada. Observer juga dapat membuat catatan tambahan disesuaikan dengan pengalaman yang dimilikinya.
-          Fokus pada Penampilan
Ketika observer bertugas mengobservasi guru yang sedang berlatih, observer harus membatasi dan memfokuskan pada penampilan keterampilan yang sedang dilatihkannya serta tidak menyengkut dengan unsur kepribadiannya.
B.4 Fungsi dan Peran Pembimbing
Dalam pembelajaran mikro yang bertindak sebagai pembimbing ialah dosen mata kuliah pembelajaran mikroatau pihak supervisor. Sesuai dengan fungsi tujuan dan kewenangannya, bila tugas observer dilakukan oleh pihak mahasiswa (feer group), maka mahasiswa tersebut sebatas pada mengamati guru yang sedang berlatih. Sedangkan tugas dosen atau pihak supervisor lainnya adalah memonitor seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro tersebut.
Pihak pembimbing atau supervisor bertugas mengelola seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro. Pihak pembimbing mencatat dan menyimpulkan seluruh aspek pembelajaran mikro yang dilakukan. Hasil monitoring kemudian dijadikan dasar untuk melakukan diskusi umpan balik dan sebagai bahan proses pembimbingan untuk perbaikan-perbaikan pada tahap pelatihan selanjutnya.
B.5 Fungsi dan Peran Sarana (Fasilitas Pendukung)
Untuk menunjang kelancaran pembelajaran mikro, selain ditentukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses latihan seperti guru, siswa, observer dan pihak pembimbing. Ada juga kelenkapan sarana dan fasilitas pendukung sanagat enentukan kualitas pembelajaran mikro.
Berikut adalah sarana dan fasilitas pendukung yang harus dimiliki untuk kelancaran pembelajaran mikro :
-          Ruangan khusus (laboraturium) pembelajaran mikro dengan setingan ruangan dibagi kedalam mikro terdiri dari :
o   Ruang kelas, yaitu ruang untuk pembelajaran lengkap dengan meja, kursi, papan tulis, media dan kelngkapan kelas lainnya.
o   Ruang observasi, yaitu tempat untuk melihat langsung penampilan guru. Batas antara ruang obsrvasi dan ruang kelas penampilan sebaiknya disekat oleh kaca yang hanya tembus pandang bagi observer. Sementara pihak guru dan siswa di ruang kelas penampilan tidakdapat melihat keruangan observer.
o   Ruang teknisi, yaitu tempat yang akan mengoperasikan peralatan perekam (audio visual). Pada ruang ini pun sama seperti pada ruang observer hanya disekat oleh kaca  yang hanya tembus pandang dari ruang teknisi saja.


-          Kamera Perekam.
Kamera ini dipasang dalam ruang kelas untuk merekam seluruh aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan latihan. Sebaiknya jenis kamera yang digunakan adalah yang otomatis (mobile), dimana kamera sendiri yang dapat aktif mengikuti setiap geral-gerik guru ketika mengajar, tanpa harus menggunakan opertaor (kameramen). Hal ini penting agar tidak mengganggu proses pembelajaran.
Gambar akan langsung tersambung ke ruang observer dan ruang teknisi, sehingga melalui TV monitoring di ruang observasi, pihak observer juga dapat melihat dengan jelas dan mendengar pembelajaran di ruang kelas. Demikian pula juga pihak teknisi akan dengan mudah mengendalikan peralatan yang digunakannya karena terus memantau selama proses pembelajaran berlangsung.
-          Ruang Proyeksi
Ruang proyeksi yaitu suatu ruang yang akan digunakan untuk memutar ulang hasil rekaman pada saat guru berlatih mengajar. Ruang proyeksi juga digunakan untuk diskusi umpan balik dan melakukan pembahasan yang dianggap perlu sesuai dengan hasil latihan yang telah dilakukan. Dalam ruangan proyeksi sebaliknya dilengkapi dengan seperangkat komputer dengan LCD yang senantiasa sudah siap untuk digunakan, ruang proyeksi juga sebaiknya tersambung dengan jaringan interner., agar memudahkan akses informasi untuk memeperkaya bahan pada saat kegiatan umpan balik.
Letak ruangan proyeksi diusahakan berdampingan dengan ruang lab pembelajaran mikro, bahkan sebaiknya metupakan bagian dari lab pembelajaran mikro itu sendiri. hal ini penting agar setiap selesai proses latihan di ruang kelas tempat berlatih (lab pembelajaran mikro), pada saat itu pula bisa dilakukan pemutaran ulang dan diskusi umpan balik.
Ruang Lab Pembelajaran mikro sebagai tempat melatih keterampilan mengajar bagi calon guru dan para guru, dalam waktu yang sesegera mungkin harus dapat memberikan data yang diperlukan berkenaan dengan gambaran kemampuan peserta yang berlatih. Hal ini penting karena umpan balik tidak bisa ditunda pada hari-hari berikutnya, akan tetapi sebaiknya dilakukan  pada saat itu pula. Oleh karena itu kelengkapan sarana dan fasilitas yang dapat memberikan data secara cepat dan akurat sangat dibutuhkan.
C.    Tahap Kegiatan Akhir / Tindak Lanjut Pembelajaran Mikro
C.1 Latar Belakang
Dalam tahap akhir dari rangkaian pembelajaran mikro yaitu berdiskusi umpan balik dan program tindak lanjut. Dan dalam kegiatan akhir ini pula sekaligus merupakan program evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro yang sudah dilakukan. Dari hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai masukan untuk kegiatan tindak lanjut pada proses latihan untuk tahap berikutnya, baik oleh peserta yang berlatih maupun oleh pembimbing untuk mengelola pembelajaran mikro tahap berikutnya.
Untuk dimilikinya suatu tingkat kecakapan yang maksimal dari suatu jenis keterampilan  yang dilatihkan dalam pembelajaran mikro biasanya tidak akan bisa dicapai dalam satu kali latihan dengan hasil yang baik dan sempurna (instant) . Akan tetapi diperlukan waktu yang lama dan proses latihan yang terus berulang-ulang . Oleh karena itu sifat dari pembelajaran mikro adalah untuk melatih bagian-bagian untuk mengajar secara terisolasi sehingga dapat diperoleh suatu kemampuan yang optimal. Dengan demikian dalam pembelajaran mikro dirancang untuk memungkinkan setiap oraang yang berlatih dapat mengulang-ngulang (designed a cyclical model) .
C.2 Jenis-jenis Kegiatan Akhir / Tindak Lanjut Pembelajaran Mikro
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut yang merupakan bagian integral dari pembelajaran mikro diantaranya :
-          Memutar ulang (play back) hasil rekaman
Dalam pembelajaran mikro apabila labnya sudah dilengkapi dengan alat perekam (kamera video) , maka kegiatan pertama yang harus dilakukan pada tahap akhir pembelajaran mikro adalah dengan memutar ulang (play back) hasil rekaman yang telah dilakukan .
Sesuai dengan karakteristik kamera video yaitu dapat mengabadikan suatu peristiwa secara akurat maka dengan ditampilkannya hasil dari rekaman yang telah dilakukan kita dapat mengetahuui setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh guru pada saat berlatih akan dapat dilihat ulang . Dari hasil rekaman yang telah dilakukan pemutaran ulang dapat dilakukan ditempat yang telah disediakan seperti di ruangan proyeksi . Dan pada saat hasil rekaman sedang ditayangkan setiap pihak yaitu guru yang berlatih, siswa, observer dan pembimbing dapat menimak tayangan. Setelah itu mencatat kelebihan dan kekurangan untuk melengkapi data yang tidak tercatat oleh observer pada saat sedang mengobservasi di ruangan kelas.
Sementara bagi seorang guru yang telah berlatih dengan ditayangkan ulang hasil rekaman , maka guru tersebut akan melihat penampilannya secara utuh ketika ia berlatih . Setelah melihat penmpilannya guru tersebut akan memperoleh suatu gambaran untuk menilai dan dapat menyimpulkan sendiri sejauh mana kemampuan yang telah dimilikinya.
-          Komentar dan Diskusi umpan balik
Setelah selesai dilakukan pengulangan ulang dari hasil rekaman  , dengan dipimpin dosen atau supervisor , kegiatan akan dilanjutkan dengan penyampaian komentar-komentar dari yang berperan sebagai siswa dan pihak observer. Penyampaian komentar tentu saja didapatkan dari hasil mencatat selama observasi , sesuai dengan apa yang dilihat dan di dengar . Dan dengan melibatkan semua pihak yang terkait seperti guru yang berlatih, siswa, observer, dengan dipimpin oleh pembimbing dilanjutkan dengan kegiatan berdiskusi untuk memperdalam terhdap penampilang yang sudah dilakukan . Apabila dalam kegiatan berdiskusi tersebut terjadi kesalahan dalam memberikan komentar maka untuk lebih jelas dapat dilakukan pengulangan kembali hasil rekaman. Di dalam proses berdiskusi tidak ada maksud apapun untuk memojokkan pihak yang berlatih , melainkan duduk bersama membahas, memperdalam , dan memberikan solusi serta saran-saran untuk meningkatkan kemampuan yang sedang berlatih. Oleh karena itu beri kesempatan kepada yang sedang berlatih untuk menyampaikan pengalamannya ketika ia telah tampil , sehingga akan memperkaya pembahasan ketika sedang berdiskusi.
Dalam pembelajarn mikro maka komentar, saran , dan kritik hendaknya memperhatikan beberapa ketentuan yang berlaku , antara lain :
a.       Spesifik dan nyata (specific and concrete) yaitu komentar , kritik , dan saran yang diajukan harus langsung terkait dengan jenis keterampilan yang dilatihkan. Kalau yang dilatihkan adalah keterampilan bertanya , maka komentar, kritik, dan saran langsung tertuju pada kegiatan itu.
Contoh :  Ketika menyampaikan pertanyaan tadi sudah bagus, yaitu pertanyaan diajukan kepada seluruh kelas. Hanya kelihatannya tadi kadang-kadang guru menjawab sendiri pertanyaan yang diajukannya. Sebaiknya itu tidak dilakukan, karena pertanyaan untuk siswa , biarkan siswa menjawabnya.
b.      Terpusat pada perilaku penampilannya, yaitu komentar kritik maupun saran yang disampaikan menyoroti perilaku penampilan guru ketika sedang berlatih. Komentar kritik maupun saran yang berhubngan dengan sisi sikap atau kepribadian sebaiknya tidak dilakukan. Sheridan (2005) menyarankan “Focus on presentation behafior, not on personality characteristics and judgments”.
c.       Kelebihan dan kekurangan maksudnya bahwa komentar kritik dan saran sebaiknya tidak hanya menekankan pada sisi kekurangannya saja, akan tetapi harus melihat juga dari sisi kelebihannya. Oleh karena itu komentar yang disampaikan harus seimbang “balance positive and negative comment”. Dengan komentar yang baik dan seimbang akan menjadi motivator baagi yang berlatih untuk semakin meningkatkan kelebihan yang telah dimilikinya dan memperbaiki kekurangannya.
-          Evaluasi Diri (self evaluation)
Hasil dari komentar kritik dan saran yang disampaikan melalui forum diskussi umpan balik, akhirnya tentu saja sangat bermanfaat bagi setiap yang berlatih untuk melkukan perenungan (Refleksi) menilai diri sendiri (self evaluation). Secara jujur dan dilandasi tanggung jawab professional membuka diri untuk menerima kelebihan dan kekurangan sambil berusaha terus-menerus memperbaiki diri. Dengan cara itulah kemampuan keterampilan dan kecakapan mengajar dari waktu ke waktu akan menunjukan peningkatan dari kondisi sebelumnya. Pada akhirnya tentu saja akan bermuara pada meningkatnya mutu guru sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
-          Tindak lanjut ( Berlatih ulang)
Dari kegiatan penayangan ulang dan kegiatan diskusi umpan balik yang telah dilakukan tentu saja telah diperoleh beberapa masukan baik kelebihan dab kekurangan serta saran dan solusi pemecahannya. Dari berbagai masukan itu tentu saja diperlukan aksi tindak lanjut. Salah satu bentuk tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran mikro yaitu melakukan proses latihan ulang. Untuk melakukan laatihan ulang tersebut calon guru atau guru yang berlatih harus memulai lagi membuat perencanaan tertulis pembelajaran mikro, mengajr, observasi, dan diskusi umpan balik sampai akhirnya memperoleh ketuntasan terhadap jenis keterampilan yang dilatihkan. Secara keseluruhan rangkaian pelaksanaan pembelajaran mikro jika dibuat dalam bentuk bagan akan nampak seperti berikut.
BAGAN
SIKLUS PEMBELAJARAN MIKRO

Bagan diatas menggambarkan langkah-langkah umum yang harus dilalui dan dilakukan setiap peserta yang berlatih dan pihak-pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran mikro. Melalui kegiatan yang dilakukan dengan disiplin dan keterlibatan setiap pihak yang terkait secara professional akan membantu kelancaran pembelajaran mikro untuk memberikan pengalaman praktis bagi setiap peserta yang berlatih. Pertama membuat perenncanaan yaitu rencana pembelajaran dalam format pembelajaran mikro uang akan digunakan oleh pihak calon guru atau guru yang akan berlatih atau mengembankan kemampuan mengajarnya. Komponen atau unsure-unsur perencanaan pembelajaran untuk pembelajaran mikro hamper sama dengan perencanaan pembelajaran yang biasa. Bedanya format setiap unsure perencanaan pembelajaran mikro lebih disederhanakan dan ada unsure lain yaitu penekanan jjenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan. Kedua kegiatan mengajar yaitu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajran yang telah dibuat. Setiap yang berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro adalah melakukan aktifitas pembelajaran seperti biasa terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. Bedanya proses pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran mikro sifatnya lebih disederhanakan dalam setiap aspek atau komponen pembelajarannya. Ketiga fokus keterampilan yaitu guru yang berlatih mengajar melalui pendekatan pembelajaran mikro disamping melaksanakn setiap elemen pembelajaran juga harus lebih memfokuskan pada jenis keterampilan yang dilatihkan. Dalam tahap ketiga ini juga sekaligus pada saat uang berlatih melakukan proses latihannya dilakukan kegiatan observasi atau pengamatan secara teliti dan kalau memungkinkan dibantu dengan media perekam sehingga dapat memperoleh data atau gambaran yang akurat tingkat kemampuan stiap yang berlatih. Keempat diskusi yaitu proses membahas secara terbuka setiap aktivitas dan permasalahan selama pembelajran berlangsung. Hal-hal yang didiskusikan didasarkan pada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya dan dihubungkan dengan aktivitas pelaksanaannya. Dalam diskusi masalah utama yang harus dibahas terutama difokuskan pada jenis keterampilan yang dilatihkan. Kelebihan dan kekurangan secara objektif dan transparan dikemukakan agar setiap yang berlatih mendapatkan masukan dari kegiatan diskusi tersebut secara teknis untuk mengantarkan pada kegiatan diskusi mungkin terlebih dahulu diawali oleh komentar umum dari pihak observer atau pengamatan dari pihak siswa dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Pada saat diskusi akan berakhir beri kesempatan kepada peserta yang berlatih untuk melakukan introspeksi atau penilaian diri berkenaan dengan penampiilan dan berbagai masukan dari kegiataan diskusi. Hal ini penting agar setiap yang berlatih dapat membuat kesimpulan sendiri dan merencanakan tindak lanjut untuk memperbaikinya.  Kelima latihan ulang yaitu proses melakukan latihan tahap berikutnya terhadap materi atau jenis keterampilan yang sama. Latihan ulang harus didasarkan pada hasil masukan dari diskusi tahap sebelumnya. Pada saat latihan ulang prosesnya sama dengan pelaksanaan latihan sebelumnya. Setelah selesai kemudian dilakukan diskusi untuk membahas tingkat kemajuan darii kondisi sebelumnya dan begitu seterusnya sampai diperoleh kemampuan yang maksimal.
BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Secara umum, terdapat tiga tahapan dalam pembelajaran mikro. Tahapan pertama yaitu tahap kegiatan awal. Sebagai tahapan awal yang harus dilakukan adalah memahami pembelajaran mikro secara utuh dan komprehensif terlebih dahulu kemudian melakukan observasi sebelum akhirnya membuat perancangan tertulis serta mempersiapkan kelas. Tahap kedua yaitu tahap kegiatan inti. Tahapan ini memiliki penekanan pada segala sesuatu yang berkaitan dengan praktik pengajaran termasuk komponen-komponen fisik yang hendak digunakan. Tahap ketiga adalah tahap kegiatan akhir/tindak lanjut. Dalam tahapan ini sangat berkaitan erat dengan evaluasi dengan menggunakan perangkat tertentu untuk pembelajaran mikro disertai dengan evaluasi diri sehingga ada umpan balik untuk latihan selanjutnya.

Sumber Materi :
Modul UPI : Pembelajaran Mikro

No comments:

Post a Comment