Saturday 28 September 2013

Menulis Itu Sehat. So? Menulislah :)

Menulis. Siapa sih yang asing sama kegiatan yang satu ini? Yah, menulis. Apapun. Semua orang tahu. Tapi, yang akan saya tulis disini adalah tentang manfaat menulis. Secara garis besar, kurang lebih seperti itu.
Berawal dari kekesalan mas pacar sama seseorang yang berkaitan dengan orang bebal *postingan saya mengenai orang bebal ada kok. Ubek aja xD *. Baru kali ini saya liat dia benar-benar emosi, lebih parah daripada saat kita berdua bertengkar. Parah kan? Yah, itu kan gara-gara orang bebal gitu. Terus aja dia cerita tentang kekesalannya sama orang bebal, berulang-ulang, buka artikel tentang orang bebal, baca satu-satu sambil bilang "tuh kan bener, dia bener-bener orang bebal!!!" Agak pusing juga saya. Beberapa saat saya lihat ke layar laptop yang sedang dia tongkrongin, ternyata dia sedang menulis. Hey, sejak kapan mas pacar ini doyan nulis? Seinget saya sih enggak. Diingt-inget lagi, barulah saya ingat bahwa dia pernah beberapa kali tag catatan di fb hasil tulisannya sendiri. Dan saya ingat juga, tulisan-tulisan dia adalah buah karya dari emosi meledak-ledak yang dia rasakan, tapi yang ini jauh lebih parah.
Akhirnya saya sarankan dia untuk membuat blog. Siapa tahu ada yang baca? Siapa tahu tulisannya bermanfaat buat orang lain? Dia pun setuju. Saya buatkan deh blog buat dia. Boleh diliat di nekozawajunichi.blogspot.com
Dari situlah saya dapat inspirasi untuk membuat postingan ini. Yang saya ditulis disini tentu berdasarkan pengalaman ya, bukan hasil riset ala dosen. Oke, mulai !!!
Menulis bisa membuat emosi yang labil menjadi stabil
Contohnya? Ya itu, si mas pacar. Emosi yang berlebihan dan sulit terkontrol menyebabkan seseorang cenderung melakukan sesuatu. Salah satunya yang terjadi pada mas pacar yaitu terus menerus bercerita tentang kekesalannya. Beruntunglah dia sadar kalau saya terus mendengar kekesalan dia, malah jadi saya yang kesal sama dia. Akhirnya dia menulis. Dia menuliskan semua yang dia rasakan dengan bebas. Masalah benar dan salah penulisan, itu bisa belakangan.
Kan bisa diedit. Yang penting menulis dulu supaya semua kekesalan tercurahkan ke arah yang positif.
Dengan menulis, kita punya teman dadakan yang paling pengertian
Kalimatnya konyol? Emang. Tapi itu bener. Ketika kita nggak punya teman curhat yang benar-benar mendengarkan kita, kita bisa menulis. Menulislah, tak akan ada yang memotong pembicaraan, tak akan ada menampakkan wajah lesu ketika kita berbicara (kan kalo udah kelamaan ngobrol curhatan, yang dengerin biasanya pasang tampang gitu). Memang belum tentu memberi solusi, tapi bisa menggiring kita pada solusi. Kita bahas di poin selanjutnya.
Menulis bisa menggiring kita ke solusi masalah
Kalo udah nulis, biasanya suka dibaca lagi kan? Diedit dulu gitu? Nah, itulah kesempatan untuk menganalisis masalah yang kita hadapi dan bisa kita perkirakan solusi apa yang terbaik dari apa yang sedang kita hadapi.
Menulis itu berbagi ilmu dan pengalaman
Yang ini cukup jelas. Saya yakin kalian sebagai pembaca pun akan setuju dengan pernyataan saya yang satu ini. Karena tulisan memiliki informasi dan setiap orang yang baca menjadi tahu. Syukur-syukur kalo yang baca juga paham.
Makanya, saya bilang, menulis itu sehat. Kenapa? Kalau kita emosi terus dipendam, nggak menutup kemungkinan hal itu jadi sumber penyakit buat kita baik secara mental maupun secara fisik. So? Tunggu apalagi? Ayo nulis!

No comments:

Post a Comment